PEMBELAJARAN TERSTRUKTUR
DENGAN PEMBERIAN TUGAS DALAM MENINGKATKAN PRESTASI
BELAJAR
IPS PADA SISWA KELAS V
SDN
ABC JAKARTA
PUSAT
TAHUN
PELAJARAN 2008/2009
KARYA TULIS ILMIAH
Oleh
NAMA GURU
NIP: 131 000 000
DINAS PENDIDIKAN DAN
KEBUDAYAAN
SDN ABC JAKARTA PUSAT
2008
ABSTRAK
Nama Guru, 2008. Pembelajaran Terstruktur dengan Pemberian
Tugas dalam Meningkatkan Prestasi Belajar IPS Pada Siswa Kelas V SDN ABC Jakarta
Pusat Tahun Pelajaran 2008/2009
Kata Kunci: belajar Pengetahuan Sosial, pembelajaran
terstruktur, pemberian tugas
Setiap akan mengajar, guru perlu membuat persiapan mengajar dalam
rangka melaksanakan sebagian dari rencana bulanan dan rencana tahunan. Dalam
persiapan itu sudah terkandung tentang, tujuan mengajar, pokok yang akan
diajarkan, metode mengajar, bahan pelajaran, alat peraga dan teknik evaluasi
yang digunakan. Karena itu setiap guru harus memahami benar tentang tujuan
mengajar, secara khusus memilih dan menentukan metode mengajar sesuai dengan
tujuan yang hendak dicapai, cara memilih, menentukan dan menggunakan alat
peraga, cara membuat tes dan menggunakannya, dan pengetahuan tentang alat-alat
evaluasi.
Penelitian berdasarkan permasalahan, (a) Apakah pembelajaran
terstruktur dengan pemberian tugas berpengaruh terhadap hasil belajar
Pengetahuan Sosial? b) Bagaimanakah pengaruh pembelajaran terstrutur dengan
pemberian tugas terhadap motivasi belajar siswa?
Tujuan penelitian tindakan ini
adalah: (a) Untuk mengungkap pengaruh pembelajaran
terstruktur dengan pemberian tugas terhadap hasil belajar Pengetahuan Sosial. (b) Untuk mengungkap pembelajaran
terstruktur dengan pemberian tugas terhadap motivasi belajar Pengetahuan Sosial
siswa kelas V SDN ABC Jakarta Pusat.
Penelitian ini menggunakan
penelitian tindakan (action research)
sebanyak tiga putaran. Setiap putaran terdiri dari empat tahap yaitu:
rancangan, kegiatan dan pengamatan, refleksi, dan refisi. Sasaran penelitian
ini adalah siswa Kelas IV SDN ABC Jakarta Pusat. Data yang diperoleh berupa
hasil tes formatif, lembar observasi kegiatan belajar mengajar.
Dari hasil analis didapatkan bahwa
prestasi belajar siswa mengalami peningkatan dari siklus I sampai siklus III
yaitu, siklus I (66,67%), siklus II (77,78%), siklus III (88,89%).
Kesimpulan dari penelitian ini
adalah metode pembelajaran terstruktrur dengan pemberian tugas dapat
berpengaruh positif terhadap motivasi belajar Siswa SDN ABC Jakarta Pusat,
serta model pembelajaran ini dapat digunakan sebagai salah satu alternatif
pembelajaran Pengetahuan Sosial.
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Judul ................................................................................................. i
Halaman Pengesahan .............................................................................................. ii
Kata Pengantar ....................................................................................................... iii
Abstrak ................................................................................................................... iv
Daftar Isi ................................................................................................................. v
BAB
..... I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah ........................................................... 1
B.
Perumusan Masalah ................................................................... 4
C.
Batasan Masalah ....................................................................... 5
D.
Tujuan Penelitian ....................................................................... 5
E.
Kegunaan Penelitian ................................................................ 5
F.
Definisi Operasional Variabel
Penelitian ................................. 6
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A.
Motivasi Belajar ........................................................................ 7
B.
Macam-macam Motivasi ........................................................... 9
C.
Motivasi Siswa dalam Belajar ................................................. 11
D.
Pengertian Belajar ................................................................... 11
E.
Belajar dan Proses Penerimaan
Informasi ............................... 17
F.
Prestasi Belajar ........................................................................ 20
G.
Pembelajaran Terstruktur ........................................................ 20
H.
Kerangka Teori ...................................................................... 23
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A.
Rancangan Penelitian .............................................................. 26
B.
Tempat dan Waktu Penelitian ................................................. 29
C.
Subyek Penelitian ................................................................... 30
D.
Prosedur Penelitian.................................................................. 30
E.
Instrumen Penelitian ......................................................... 32
F.
Analisis Data ......................................................................... 33
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.
Analisi Data Penelitian
Persiklus ........................................... 36
B.
Pembahasan ............................................................................. 52
BAB V PENUTUP
A.
Kesimpulan ............................................................................. 54
B.
Saran ....................................................................................... 54
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 56
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kualitas pendidikan, sebagai salah
satu pilar pengembangan sumberdaya manusia yang bermakna, sangat penting bagi
pembangunan nasional. Bahkan dapat dikatakan masa depan bangsa bergantung pada
keberadaan pendidikan yang berkualitas yang berlangsung di masa kini.
Pendidikan yang berkualitas hanya akan muncul dari sekolah yang berkualitas.
Oleh sebab itu, upaya peningkatan kualitas sekolah merupakan titik sentral
upaya menciptakan pendidikan yang berkualitas demi terciptanya tenaga kerja yang
berkualitas pula. Dengan kata lain upaya peningkatan kualitas sekolah adalah
merupakan tindakan yang tidak pernah terhenti, kapanpun, dimanapun dan dalam
kondisi apapun.
Dalam upaya peningkatan kualitas
sekolah, tenaga kependidikan yang meliputi, tenaga pendidik, pengelola satuan
pendidikan, penilik, pengawas, peneliti, teknis sumber belajar, sangat
diharapkan berperan sebagaimana mestinya dan sebagai tenaga kependidikan yang
berkualitas. Tenaga pendidik/guru yang berkualitas adalah tenaga pendidik/guru
yang sanggup, dan terampil dalam melaksanakan tugasnya.
Tugas utama guru adalah bertanggung
jawab membantu anak didik dalam hal belajar. Dalam proses belajar mengajar,
gurulah yang menyampaikan pelajaran, memecahkan masalah-masalah yang terjadi
dalam kelas, membuat evaluasi belajar siswa, baik sebelum, sedang maupun
sesudah pelajaran berlangsung (Combs, 1984:11-13). Untuk memainkan peranan dan
melaksanakan tugas-tugas itu, seorang guru diharapkan memiliki kemampuan
professional yang tinggi. Dalam hubungan ini maka untuk mengenal siswa-siswanya
dengan baik, guru perlu memiliki kemampuan untuk melakukan diagnosis serta
mengenal dengan baik cara-cara yang paling efektif untuk membantu siswa tumbuh
sesuai dengan potensinya masing-masing.
Proses pembelajaran yang dilakukan
guru memang dibedakan keluasan cakupannya, tetapi dalam konteks kegiatan
belajar mengajar mempunyai tugas yang sama. Maka tugas mengajar bukan hanya
sekedar menuangkan bahan pelajaran, tetapi teaching
is primarily and always the stimulation of learner (Wetherington,
1986:131-136), dan mengajar tidak hanya dapat dinilai dengan hasil penguasaan
mata pelajaran, tetapi yang terpenting adalah perkembangan pribadi anak,
sekalipun mempelajari pelajaran yang baik, akan memberikan pengalaman
membangkitkan bermacam-macam sifat, sikap dan kesanggupan yang konstruktif.
Dengan tercapainya tujuan dan
kualitas pembelajaran, maka dikatakan bahwa guru telah berhasil dalam mengajar.
Keberhasilan kegiatan belajar mengajar tentu saja diketahui setelah diadakan
evalusi dengan berbagai factor yang sesuai dengan rumusan beberapa tujuan
pembelajaran. Sejauh mana tingkat keberhasilan belajar mengajar, dapat dilihat
dari daya serap anak didik dan persentase keberhasilan anak didik dalam
mencapai tujuan pembelajaran khusus. Jika hanya tujuh puluh lima persen atau lebih dari jumlah anak didik
yang mengikuti proses belajar mengajar mencapai taraf keberhasilan kurang (di
bawah taraf minimal), maka proses belajar mengajar berikutnya hendaknya
ditinjau kembali.
Setiap akan mengajar, guru perlu
membuat persiapan mengajar dalam rangka melaksanakan sebagian dari rencana
bulanan dan rencana tahunan. Dalam persiapan itu sudah terkandung tentang,
tujuan mengajar, pokok yang akan diajarkan, metode mengajar, bahan pelajaran,
alat peraga dan teknik evaluasi yang digunakan. Karena itu setiap guru harus
memahami benar tentang tujuan mengajar, secara khusus memilih dan menentukan
metode mengajar sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai, cara memilih,
menentukan dan menggunakan alat peraga, cara membuat tes dan menggunakannya,
dan pengetahuan tentang alat-alat evaluasi.
Sementara itu teknologi pembelajaran
adalah salah satu dari aspek tersebut yang cenderung diabaikan oleh beberapa
pelaku pendidikan, terutama bagi mereka yang menganggap bahwa sumber daya
manusia pendidikan, sarana dan prasarana pendidikanlah yang terpenting. Padahal
kalau dikaji lebih lanjut, setiap pembelajaran pada semua tingkat pendidikan
baik formal maupun non formal apalagi tingkat Sekolah Dasar, haruslah berpusat
pada kebutuhan perkembangan anak sebagai calon individu yang unik, sebagai
makhluk sosial, dan sebagai calon manusia seutuhnya.
Hal tersebut dapat dicapai apabila
dalam aktivitas belajar mengajar, guru senantiasa memanfaatkan teknologi
pembelajaran yang mengacu pada pembelajaran terstruktur dalam penyampaian
materi dan mudah diserap peserta didik atau siswa berbeda.
Khususnya dalam pembelajaran
Pengetahuan Sosial, agar siswa dapat memahami materi yang disampaikan guru
dengan baik, maka proses pembelajaran terstruktur, guru akan memulai membuka
pelajaran dengan menyampaikan kata kunci, tujuan yang ingin dicapai, baru memaparkan
isi dan diakhiri dengan memberikan soal-soal kepada siswa.
Dari latar belakang masalah tersebut,
maka perlu diadakan penelitian untuk melihat pengaruh pembelajaran terstruktur
dan pemberian tugas terhadap prestasi belajar siswa dengan mengambil judul
“Pembelajaran Terstruktur Dengan Pemberian Tugas dalam Meningkatkan Prestasi
Belajar IPS Pada Siswa Kelas V SDN ABC Jakarta Pusat Tahun Pelajaran 2008/2009”.
B. Rumusan Masalah
Merujuk pada uraian latar belakang di
atas, dapat dikaji ada beberapa permasalahan yang dirumuskan sebagai berikut:
- Apakah pembelajaran terstruktur dengan pemberian tugas berpengaruh terhadap hasil belajar Pengetahuan Sosial siswa kelas V SDN ABC Jakarta Pusat?
- Bagaimanakah pengaruh pembelajaran terstrutur dengan pemberian tugas terhadap motivasi belajar siswa kelas V SDN ABC Jakarta Pusat?
C. Batasan Masalah
Karena keterbatasan waktu, maka
diperlukan pembatasan masalah yang meliputi:
- Penelitian ini hanya dikenakan pada siswa kelas V SDN ABC Jakarta Pusat.
- Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September semester ganjil tahun ajaran 2008/2009.
- Materi yang disampaikan adalah pokok bahasan kerajaan Hindu, Budha dan Islam di Indonesia.
D. Tujuan Penelitian
Berdasar atas perumusan masalaah di
atas, maka tujuan dilaksanakan penelitian ini adalah:
- Untuk mengungkap pengaruh pembelajaran terstruktur dengan pemberian tugas terhadap hasil belajar Pengetahuan Sosiall siswa kelas V SDN ABC Jakarta Pusat.
- Untuk mengungkap pembelajaran terstruktur dengan pemberian tugas terhadap motivasi belajar Pengetahuan Sosial siswa kelas V SDN ABC Jakarta Pusat.
E. Kegunaan Penelitian
1. Hasil
dan temuan penelitian ini dapat memberikan informasi tentang pembelajaran
terstruktur dan pemberian tugas dalam pembelajaran Pengetahuan Sosial.
2. Guru-guru
Pengetahuan Sosial perlu memanfaatkan teknik pembelajaran terstruktur dan
pemberian tugas untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, baik dalam hal
kualitas proses maupun kualitas hasil.
3. Memberikan
tanggung jawab dan rasa keadilan bagi guru dalam hal proses pembelajaran dengan
tetap berpegang pada suatu pengertian bahwa siswa memerlukan perhatian guru.
F. Definisi Operasional
Variabel Penelitian
1. Pembelajaran
Terstruktur, adalah suatu bentuk kegiatan kurikuler sebagai sarana untuk
mencapai tujuan pembelajaran terstruktur dimulai dengan menyampaikan tujuan dan
juga kata kunci, diteruskan dengan pemberian materi yang sesuai dengan tujuan,
dan pemberian tugas berupa soal-soal yang dikerjakan dirumah.
2. Pemberian
Tugas, adalah catatan guru yang dicantumkan dalam lembar jawaban siswa, setelah
guru meneliti jawaban, yang dapat digunakan oleh siswa di dalam memperdalam
materi yang diberikan sesuai dengan materi soal. Dalam pemberian tugas ini
pekerajaan dikemtugas kepada siswa.
3. Hasil
Belajar Pengetahuan Sosial, adalah hasil yang diperoleh siswa setelah
mengerjakan soal atau tes dari guru setelah proses mengajar berlangsung dalam
satu pokok bahasan selesai.
0 comments on SDIPS-12 PEMBELAJARAN TERSTRUKTUR DENGAN PEMBERIAN TUGAS DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPS PADA SISWA KELAS V SDN ABC JAKARTA PUSAT TAHUN PELAJARAN 2008/2009 :
Post a Comment and Don't Spam!
Berkomentarlah secara bijak