BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Dalam rangka mencapai tujuan Pendidikan Nasional yakni mencerdaskan
kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia seutuhnya maka sangat dibutuhkan
peran pendidik yang profesional. Sesuai dengan Undang-undang Republik Indonesia
Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, jabatan guru sebagai
pendidik merupakan jabatan profesional. Untuk itu profesionalisme guru dituntut
agar terus berkembang sesuai dengan perkembangan jaman, ilmu pengetahuan dan
teknologi serta kebutuhan masyarakat termasuk kebutuhan terhadap sumber daya
manusia yang berkualitas dan memiliki kapabilitas untuk mampu bersaing baik
regional, nasional, maupun internasional.
Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa mutu pendidikan kita masih sangat
rendah dan tertinggal dibanding negara tetangga. Rendahnya kualitas pendidikan
yang dimaksud antara lain :
- Kemampuan siswa dalam menyerap mata pelajaran yang diajarkan guru tidak maksimal.
- Kurang sempurnanya pembentukan karakter yang tercermin dalam sikap dan kecakapan hidup yang dimiliki oleh setiap siswa.
- Rendahnya kemampuan mambaca, menulis, dan berhitung siswa terutama di tingkat dasar.
(hasil studi
internasional yang dilakukan oleh organisasi Internasional Education
Achievement, 1999)
Sehubungan dengan hal tersebut maka tiga aspek kemampuan dasar yang harus
dimiliki oleh siswa SD, yaitu membaca, menulis, dan berhitung. Dari ketiga
aspek tersebut pada siswa SDN Bayem IV Kecamatan Kasembon Kabupaten Malang yang paling bermasalah adalah aspek
berhitung.
Pelajaran berhitung secara garis besar dibagi menjadi empat macam, yaitu
: penjumlahan, pengurangan, penjumlahan, dan pembagian. Dari 4 bagian tersebut
pada bagian penjumlahan dan pengurangan adalah yang bermasalah pada siswa kelas I SDN Bayem IV Kecamatan Kasembon-Malang.
Penyebab rendahnya pemahaman siswa terhadap matematika khususnya penjumlahan
dan pengurangan adalah karena model pembelajaran yang hanya berpusat pada guru,
sehingga siswa pasif dan jenuh dalam menerima pelajaran. Siswa cenderung
hanya menghafal konsep tanpa disertai pemahaman yang memadai.
Peneliti mencoba pada operasi hitung bilangan cacah dengan cara permainan
lacak kartu bilangan agar siswa secara aktif, dan menyenangkan tanpa adanya
tekanan dalam belajar, serta meningkatkan kreatifitas siswa sehingga hasil dari
proses belajar menjadi maksimal.
Penerapan permainan lacak kartu bilangan sangat cocok diterapkan pada
operasi hitung bilangan cacah terutama pada operasi penjumlahan. Model
permainan lacak kartu bilangan akan menggugah siswa kelas I SDN Bayem IV Kecamatan Kasembon Kabupaten Malang untuk lebih mencintai matematika yang
selama ini sulit dipahami dan kurang berhasil. Model permainan lacak kartu
bilangan menanamkan konsep belajar dengan pemahaman tinggi serta menyenangkan
melalui permainan yang menarik.
1.2 Rumusan
Masalah
Berdasarkan
latar belakang di atas, maka diperoleh rumusan masalah sebagai berikut :
- Apakah model permainan lacak kartu bilangan dapat membuat siswa senang belajar berhitung ?
- Apakah model permainan lacak kartu bilangan dapat meningkatkan kemampuan operasi hitung bilangan cacah ?
1.3 Cara
Pemecahan Masalah
Masalah operasi hitung bilangan cacah siswa kelas I SDN Bayem IV Kecamatan Kasembon-Malang tahun pelajaran 2007/2008
tersebut digunakan model permainan lacak kartu bilangan yang direncanakan dalam
tiga siklus.
1.
Siklus I
Menentukan hasil penjumlahan dua bilangan satu angka sampai dengan 50
dengan menggunakan permainan lacak kartu bilangan.
Pada awal pembelajaran guru menjelaskan tentang :
- Pembentukan kelompok
- Cara bermain
- Cara memberi skor
Sarana permainan
Kartu guru sejumlah 6 macam, terdiri dari hasil jumlah dari dua bilangan,
misalnya
20, 25, 30,40,50, 60
Kartu siswa terdiri dari :
1. Jawaban untuk kartu guru 20, yaitu : 15+5, 5+15, 10+10, 12+18, dsb
2. Jawaban untuk kartu guru 25, yaitu : 20+5, 5+20, 10+15, 15+10, dsb
3. Jawaban untuk kartu guru 30, yaitu : 20+10, 10+20, 25+5, 5+25, 15+15
dst
4. Jawaban untuk kartu guru 40, yaitu : 25+15, 15+25, 20+20, 30+10, dst
5. Jawaban untuk kartu guru 50, yaitu : 20+30, 30+20, 25+25, 40+10, dst
6. Jawaban untuk kartu guru 60, yaitu : 20+40, 40+20, 30+30, 35+25 dst
Penilaian dilakukan setelah permainan selesai
dilaksanakan. Kartu yang dinilai adalah yang benar. Banyaknya kartu benar yang terkumpul
dicatat pada papan penilaian. Pemenang permainan didasrkan pada banyaknya kartu
yang benar yang dikumpulkan oleh masing-masing kelompok.
Hasil pekerjaan siswa dianalisa secara keseluruhan dan disimpulkan,
apabila ada kekurangan dijelaskan secara rinci untuk digunakan sebagai dasar
penentuan siklus berikutnya.
2.
Siklus II
Berdasarkan hasil analisis dan refleksi pada siklus I, maka dapat
ditentukan permasalahan yang harus dipecahkan pada siklus II dengan melalui
tahapan perencanaan, implementasi, tindakan, observasi, refleksi, dan revisi.
3.
Siklus I
Pada siklus II, jika hasil sudah dianggap baik, maka bisa dihentikan
cukup dua siklus, tetapi jika masih terdapat kekurangan pada pelaksanaan proses
belajar mengajar pada siklus II, maka diperlukan refleksi dan revisi pada
siklus I agar tercapai tujuan yang diinginkan, yaitu meningkatkan prestasi
belajar matematika siswa kelas I SDN Bayem IV Kasembon-Malang tahun pelajaran 2007/2008.
1.4 Tujuan
Penelitian
1.4.1
Tujuan Umum
Penelitian ini secara umum bertujuan untuk menciptakan proses belajar
yang efektif, menyenangkan dan memberikan motivasi serta daya tarik siswa pada
pelajaran matematika khususnya tentang operasi hitung bilangan cacah terutama penjumlahan,
dengan cara permainan lacak kartu bilangan.
1.4.2
Tujuan Khusus
Disetiap pembelajaran, termasuk pembelajaran matematika harus dapat
mengantarkan anak didik untuk memiliki kompetensi matematika yaitu :
- Pemahaman konsep
- Ketrampilan menjalankan prosedur
- Ketrampilan berfikir logis dan reflektif
- Kemampuan merumuskan, manyajikan dan menyelesaikan masalah matematika
- Memiliki sikap atau merasakan bahwa matematika itu berguna dan akhirnya memiliki kepercayaan diri.
Tujuan
penelitian ini secara khusus adalah sebagai berikut :
- Mendapat deskripsi tentang belajar berhitung yang menyenangkan dengan menggunakan metode lacak kartu bilangan.
- Mendapatkan deskripsi tentang peningkatan kemampuan operasi hitung bilangan cacah dengan menggunakan metode permainan lacak kartu bilangan.
1.5 Manfaat
Penelitian
Penelitian ini bermanfaat bagi guru, siswa serta peneliti. Beberapa
karakteristik yang diharapkan muncul dalam pembelajaran matematika ini diantara
lain :
- Kegiatan berpusat pada siswa
- Pemecahan masalah
- Penemuan
- Bekerja dalam kelompok kooperatif
- Mamanfaatkan pengalaman siswa
- Melibatkan aktifitas siswa, seperti mendengar, menulis
- Kenikmatan belajar
- Bersikap terbuka
Bagi peneliti lain hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan dalam
melakukan penelitian yang sejenis.
1.6 Ruang
Lingkup Penelitian
- Penelitian ini hanya meneliti tentang kegairahan siswa dalam operasi hitung bilangan cacah (penjumlahan dua bilangan satu angka sampai dengan seratus) dengan menggunakan metode permainan lacak kartu bilangan.
- Penelitian ini hanya meneliti tentang peningkatan hasil belajar siswa pada operasi hitung bilangan cacah dengan menggunakan metode permainan lacak kartu bilangan.
- Penelitian ini diterapkan pada siswa kelas I SDN Bayem IV Kecamatan Kasembon Kabupaten Malang tahun pelajaran 2007/2008.
1.7 Penjelasan
Istilah
Model permainan lacak kartu bilangan yaitu suatu bentuk cara belajar
matematika dengan menggunakan kartu bilangan sebagai sarananya.
- Kartu untuk guru bertuliskan hasil penjumlahan dari fakta dasar yang dipilih
- Kartu untuk siswa yaitu kartu yang berisi jawaban dari kartu guru.