PENELITIAN TINDAKAN KELAS
MENINGKATKATKAN
PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN MELALUI METODE
RESITASI DAN
DISKUSI SISWA KELAS VI
SDN BAYEM IV KEC. KASEMBON KAB. MALANG
TAHUN 2007/2008
|
OLEH
SUMINAH , S.Pd.
NIP. 130 495 951
DINAS PENDIDIKAN
KABUPATEN MALANG
SEKOLAH DASAR
NEGERI BAYEM IV KECAMATAN KASEMBON
TAHUN 2007
HALAMAN PENGESAHAN
Laporan penelitian ini telah disetujuai dan disyahkan untuk
melengkapi perpustakaan SDN Bayem IV Kecamatan Kasembon Kabupaten Malang dan
dapat diajukan sebagai salah satu Karya Ilmiah untuk Sertifikasi serta Penetapan
Angka Kridit Jabatan pada Golongan IV/a ke IV/b
Malang, 29 Desember 2007
Kepala Sekolah
SDN Bayem IV Kec. Kasembon Penulis
Kabupaten
Malang
SUHARNI,
BA SUMINAH , S.Pd.
NIP : 130 419
569 NIP. 130 495 951
Mengetahui Mengetahui
Kepala UPTD TK, SD, dan PLS Ketua
PGRI
Kecamatan
Kasembon
Kabupaten Malang
DJAIT
MULYONO, S.Pd Drs.WONGSO
SUHARSONO, M.Si
NIP : 130 419 520
NPA: 132 0000001
ABSTRAK
Suminah, 2007, Meningkatkatkan Prestasi Belajar Mata
Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Melalui Metode Resitasi dan Diskusi Siswa
Kelas VI SDN
Bayem IV Kec. Kasembon Kab. Malang
Tahun 2007/2008
Kata Kunci :
Metode mengajar
adalah cara yang dipergunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada
saat berlangsungnya pengajaran. Oleh karena itu peranan metode mengajar sebagai
alat untuk menciptakan proses mengajar dan belajar. Dengan metode diskusi dan
resitasi ini diharapkan tumbuh berbagai kegiatan belajar siswa sehubungan
dengan kegiatan mengajar guru. Oleh karenanya metode mengajar yang baik adalah
metode yang dapat menumbuhkan kegiatan belajar siswa.
Dengan demikian
tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : (1) Mengetahui bagaimana
implementasi metode diskusi dan resitasi dalam meningkatkan prestasi belajar
siswa, (2) Mengetahui apakah dengan adanya implementasi metode diskusi dan
resitasi dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
Penelitian ini
menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas dengan pengumpulan data
menggunakan observasi dan catatan lapangan, dan teknik analisis dengan
melakukan reduksi data, inferensi, tahap tindak lanjut dan pengambilan
kesimpulan.
Hasil penelitian
menunjukkan metode diskusi adalah salah satu metode yang dapat digunakan untuk
meningkatkan pemahaman siswa terhadap
suatu mata pelajaran. Keaktifan siswa dalam proses diskusi dapat
dirangsang melalui beberapa penghargaan seperti halnya memberikan nilai
tambahan bagi siswa yang aktif dalam proses diskusi. Hal ini terbukti dengan
kalencaran dalam belajar, menulis, menghafal, dan sebagainya. Bahkan proses
kegiatan belajar siswa dapat lebih efisien.
Sedangkan saran
yang dapat diajukan kepada guru sebaiknya metode diskusi dan resitasi secara
kontinyu tetap diaplikasikan dalam kegiatan khususnya untuk materi PKn untuk SD,
mengingat metode tersebut sangat relevan untuk menggembleng siswa agar mampu
belajar lebih rajin lagi walaupun tidak sekolah. Sebelum menerapkan suatu
metode pembelajaran baru, guru hendaknya dapat membaca situasi dan kondisi
siswa, karena suatu metode belum tentu sesuai untuk diterapkan di lingkungan
yang berbeda.
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur Alhamdulillah kehadirat
Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan laporan penelitian dengan judul ” Meningkatkatkan
Prestasi Belajar Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Melalui Metode
Resitasi dan Diskusi Siswa Kelas VI SDN Bayem IV Kec. Kasembon Kab. Malang Tahun 2007/2008 ”
Adapun
penyusunan Laporan penelitian ini adalah sebagai langkah untuk memperlancar
kegiatan belajar mengajar siswa SDN Bayem IV dalam
hal memahami permasalahan pembelajaran di kelas dan memberikan metode
pembelajaran yang tepat, sehingga siswa dapat mencapai prestasi belajar secara
optimal.
Dalam kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan rasa terima kasih yang tak terhingga kepada:
1) Ibu Kepala
sekolah SDN Bayem IV
2) Bapak dan
Ibu guru SDN Bayem IV yang telah ikut membantu dalam peelitian
ini .
3) Semua pihak yang telah
turut mendukung penulisan laporan
penelitian ini.
Penulis
menyadari bahwa penulisan karya ilmiah ini jauh dari sempurna untuk itu segala
kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak selaulu penulis
harapkan.
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ……………………………………………………. i
HALAMAN PENGESAHAN …………………………………………... ii
ABSRAK ………………………………………………………………… iii
KATA PENGANTAR …………………………………………………... iv
DAFTAR ISI …………………………………………………………….. v
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah ……………………………………....
B.
Rumusan Masalah ……………………………………………..
C.
Tujuan Penelitian ……………………………………………....
D. Manfaat Penelitian ………………………………………….….
E.
Hipotesis Penelitian ………………………………………….....
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A.Pendidikan
.................................................................... ………
B. Ruang Lingkup Guru
Secara Umum ...………………………..
C. Hakekat Belajar Mengajar ………………………....................
D.
Jenis-jenis Metode Mengajar ……………………..................
E. Metode Diskusi
................................................................ …....
F. Metode
Resitasi
.........................................................................
G. Prestasi
Belajar
...........................................................................
BAB III METOLOGI PENELITIAN
A. Rancangan
Penelitian …………………………………….......
B.
Objek Tindakan. …………………………………………........
C.
Setting Penelitian …………………………………...………...
D.
Rencana Tindakan ............ ……………………………............
E.
Siklus Penelitian .....…………………………………………...
F. Pembuatan
Instrumen ................................................................
G. Pengumpulan
Data ....................................................................
H. Indikator
Kinerja .......................................................................
BAB IV HASIL PENELITIAN
A.
Uraian Penelitian ……………………………………................
B.
Pembahasan ......................... ……………………………….......
BAB V PENUTUP
A.Kesimpulan
……………………………………………………...
B. Saran …………………………………………………………….
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………..................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang Masalah
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknoligi saat ini,
mempercepat laju perkembangan ekonomi dan industri, yang mempunyai implikasi
penting terhadap dunia pendidikan. Salah satu dampak pertumbuhan ekonomi yang
paling nyata dirasakan yaitu menyangkut lapangan kerja, baik dilihat dari
kebutuhan masyarakat maupun kemampuan dalam menyiapkan tenaga kerja.
Dalam hubungannya dengan masalah penyiapan tenaga
kerja, yang dihadapi di lapangan adalah rendahnya mutu tenaga kerja di negara
kita. Banyak variabel yang turut mempengaruhi mutu tenaga kerja, biasanya
kondisi fisik, kualitas pendidikan dan etos kerja sangat dominan dalam
menentukan produktivitas tenaga kerja.
Dimana dalam fenomena di masyarakat saat ini sering
disorot bahwa para lulusan yang mencari kerja ternyata tidak memiliki
kualifikasi sebagaimana yang disyaratkan dalam praktek kerja. Hal ini yang
menjadi penyebab banyaknya sorotan negatif yang ditunjukkan pada kualitas
pendidikan nasional saat ini dan diindikasikan banyaknya lulusan dari dunia
pendidikan tidak mampu memiliki kualifikasi yang diharapkan. (Usman, 2001)
Dengan demikian kualitas pendidikan, sebagai salah
satu pilar pengembangan sumber daya manusia yang bermakna, sangat penting bagi
pembangunan nasional. Bahkan dapat dikatakan masa depan bangsa bergantung pada
keberadaan pendidikan yang berkualitas yang berlangsung dimasa kini.
Pendidikan yang bermutu/berkualitas hanya akan muncul
dari sekolah yang bermutu/berkualitas. Oleh sebab itu, upaya peningkatan mutu sekolah
merupakan titik sentral upaya menciptakan pendidikan yang berkualitas demi
terciptanya tenaga kerja yang berkualitas pula. Dengan kata lain upaya
peningkatan mutu sekolah adalah merupakan tindakan yang tidak pernah terhenti,
kapanpun, dimanapun dan dalam kondisi apapun.
Dalam upaya peningkatan mutu sekolah, peran tenaga
kependidikan yang meliputi : tenaga pendidik, pengelola satuan pendidik,
penilik, pengawas, peneliti, teknis sumber belajar, sangat diharapkan berperan
sebagaimana mestinya dan sebagai tenaga kependidikan yang Handal . Tenaga kependidikan/guru yang Handal
adalah tenaga pendidik/guru yang sanggup, mampu dan cakap dalam melaksanakan
tugasnya.
Tugas utama guru adalah bertanggung jawab membantu
anak didik dalam hal belajar. Dalam proses belajar mengajar, gurulah yang
menyampaikan pelajaran, memecahkan masalah-masalah yang terjadi dalam kelas,
membuat evaluasi belajar siswa, baik sebelum, sedang, maupun sesudah pelajaran
berlangsung (Combs, 1984 : 11-13). Untuk memainkan peranan dan melaksanakan
tugas-tugas itu, seorang guru diharapkan memiliki kemampuan profesional yang
tinggi. Dalam hubungan ini maka untuk mengenal siswa-siswanya dengan baik, guru
perlu memiliki kemampuan untuk melakukan diagnosis serta mengenal dengan baik
cara-cara yang paling efektif untuk membantu siswa bertumbuh sesuai dengan
potensinya masing-masing.
Masalah pengajaran dan pembelajaran yang dilakukan
guru memang dibedakan keluasan cakupannya, tetapi dalam konteks proses kegiatan
belajar mengajar mempunyai tugas yang sama. Maka tugas mengajar bukan hanya
sekedar menuangkan bahan pelajaran, tetapi teching is primarely and always of
leaner (Wetherington, 1986 : 131-136), dan mengajar tidak hanya dapat dinilai
dengan hasil penguasaan mata pelajaran, tetapi yang terpenting adalah
perkembangan pribadi anak, sekalipun mempelajari pelajaran yang baik, akan
memberikan pengalaman membangkitkan bermacam-macam sifat, sikap dan kesanggupan
yang konstruktif (Murshell, ____ : 2-4).
Dengan tercapainya tujuan dan kualitas pembelajaran, maka
dapat dikatakan bahwa guru telah berhasil dalam mengajar. Keberhasilan kegiatan
belajar mengajar tentu saja diketahui setelah diadakan evaluasi dengan
seperangkat item soal yang sesuai dengan rumusan beberapa tujuan pembelajaran
khusus. Jika hanya tujuh puluh lima
persen atau lebih dari jumlah anak didik yang mengikuti proses belajar mengajar
mencapai taraf keberhasilan kurang (di bawah minimal), maka proses belajar
mengajar berikutnya hendajnya bersifat perbaikan (remedial).
Setiap akan mengajar, guru perlu membuat persiapan
mengajar dalam rangka melaksanakan sebagian dari rencana bulanan dan rencana
tahunan. Dalam persiapan itu sudah terkandung tentang : tujuan mengajar, pokok
yang diajarkan, metode mengajar, bahan pelajaran, alat peraga dan teknik evaluasi
yang digunakan. Karena itu setiap guru harus memahami benar tentang tujuan
mengajar, secara khusus memilih dan menentukan metode mengajar sesuai dengan
tujuan yang hendak dicapai, memahami bahan pelajaran sebaik mungkin dengan
menggunakan berbagai sumber, cara memilih, menentukan dan menggunakan alat
peraga, cara membuat tes dan menggunakannya dan pengetahuan tentang alat-alat
evaluasi.
Selama mengajar, guru melaksanakan hal-hal yang
bersifat rutin, bertanya kepada kelas, menerangkan pelajaran dengan suara yang baik dan mudah ditangkap
serta ia sendiri dapat memahami pertanyaan-pertanyaan atau pendapat muridnya,
ia harus pandai berkomunikasi dengan murid-murid. Setiap saat ia siap
memberikan bimbingan atas kesulitan yang dihadapi siswa, pekerjaan ini hanya
mungkin dilakukan apabila ia berbadan sehat dan memiliki kepribadian yang
menarik.
Dalam suasana kelas, dimana siswa dengan
bermacam-macam latar belakanag minat dan kebutuhannya, maka setiap guru harus
sanggup merangsang murid-murid belajar, menjaga disiplin kelas, melakukan
supervisi belajar dan memimipin murid-murid belajar sehingga pengajaran
berjalan dengan baik dan memberikan hasil yang memuaskan. Jadi kualitas
pengajaran atau pendidikan yang dilakukan di sekolah sangat tergantung pada
kemampuan guru melaksanakan pembelajaran.
Sementara itu teknologi pembelajaran adalah salah satu
dari aspek tersebut yang cenderung diabaikan oleh beberapa pelaku pendidikan,
terutama bagi mereka yang menganggap bahwa sumber daya manusia pendidikan,
sarana dan parasarana pendidikanlah yang terpenting. Padahal kalau dikaji lebih
lanjut, setiap pembelajaran pada semua tingkat pendidikan baik formal maupun
non formal apalagi tingkat Sekolah Dasar, haruslah berpusat pada kebutuhan
perkembangan anak sebagai calon individu yang unik, sebagai makhluk sosial, dan
sebagai calon manusia Indonesia seutuhnya.
Hal tersebut dapat dicapai apabila dalam aktivitas
belajar mengajar di sekolah, guru senantiasa memperhatikan teknologi
pembelajaran yang mengacu pada pembelajaran terstruktur dalam penyampaian
materi dan mudah diserap peserta didik atau siswa untuk masing-masing mata
pelajaran yang tentunya memiliki karakteristik yang berbeda.
Mata pelajaran PKn merupakan salah satu mata pelajaran
yang di dalamnya mencakup pelajaran memahami, menghayati, dan mengamalkannya
dalam kehidupan sehari-hari. Tetapi dalam kenyataan yang ada di lapangan mata
pelajaran pendidikan PKn dewasa ini mutunya masih rentan karena belum mencaai
target yang diinginkan secara memadai, hal ini disebabkan oleh kesulitan siswa
dalam mamahami materi yang sukar diterima. Selain itu metode yang digunakan
dalam proses belajar mengajar masih terpaku pada buku-buku pelajaran.
Pada hakekatnya guru sering menggunakan suatu metode
dalam pengajaran, yaitu metode ceramah sehigga proses belajar anak hanya
sekedar merekam informasi saja, hal demikian mengakibatkan proses belajar anak
hanya bersifat harfiah saja. Guru mendiktekan semua informasi dan murid
memperhatikaan serta mencatat yang pada akhirnya anak membiasakan diri untuk
tidak kreatif dalam mengemukakan ide-ide dan memecahkan masalah yang efeknya
akan membawa anak dalam kehidupan di masyarakat. Siswa kurang dapat mengolah
informasi menjadi ide-ide baru, tetapi hanya merekam dan mengemukanan informasi
yang telah diterimanya.
Tujuan pengajaran di sekolah hendaknya bersifat
komprehensif artinya bukan hanya mengutamakan pengetahuan, melainkan juga
pembentukan strategi belajar mengajar yang memungkinkan siswa menguasai suatu
konsep, memecahkan suatu masalah melalui satu proses yang memberi kesempatan
kepada siswa untuk berfikir, percaya kepada diri sendiri dan berani
mengemukanan pendapatnya, berlatih bersifat kritis dan positif, serta mampu
berinteraksi sosial. Dengan kata lain, diskusi kelompok merupakan slaah satu
strategi belajar mengajar yang memungkinkan tercapainya tujuan pengajaran
komprehensif.
Di saat sekarang ini sering kita jumpai para siswa
yang tidak punya kesiapan dalam menghadapi kegiatan belajar mengajar, terutama
dalam hal materi pelajaran yang akan disampaikan, sehingga ketika di dalam
kelas siswa tidak tahu materi yang akan dibahas, selain itu masalah alokasi waktu yang tidak
mencukupi, sehingga menyebabkan interaksi belajar mengajar menjadi tidak
efektif dan efisien serta tidak sesuai dengan tuntutan yang diharapkan oleh
kurikulum. Oleh karena itu untuk mengatasi hal tersebut diperlukan suatu cara
agar pelaksanaan belajar mengajar dapat terlaksana secara efektif yaitu dengan
menerapkan atau menggunakan metode resitasi sebagai variasi dalam penyajian
dalam pembelajaran mata pelajaran PKn baik itu tugas individual atau kelompok,
rumah atau sekolah, merupakan salah satu metode dari beberapa metode yang ada
sebagai langkah alternatif dalam rangka mengefektifkan dan mengefisienkan
proses pembelajaran.
Berdasarkan
uraian di atas, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian tentang “Implementasi
Metode Diskusi dan Resistasi dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Mata Pelajaran
PKn Siswa Kelas VI SDN Sempol 03 Kecamatan Pagak Kabupaten Malang”.
B. Rumusan
Masalah
Sehubungan dengan fenomena di atas, maka ada dua
permasalahan yang akan diajukan dalam penelitian ini, yaitu :
1.
Bagaimana implementasi metode
diskusi dan resitasi dalam meningkatkan prestasi belajar siswa?
2.
Apakah dengan adanya impelementasi
metode diskusi dan resitasi dapat meningkatkan prestasi belajar siswa?
C. Tujuan
Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah tersebut maka tujuan
yang hendak dicapai dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
1.
Mengetahui bagaimana penerapan
metode diskusi dan resitasi dalam meningkatkan prestasi belajar siswa.
2.
Mengetahui apakah dengan adanya
penerapan metode diskusi dan resitasi dapat meningkatkan prestasi belajar
siswa.
D. Manfaat
Penelitian
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan
kontribsi dalam upaya untuk meningkatkan prestasi pembelajaran PKn di SDN Sempol 03 Kecamaan Pagak Kabupaten Malang , khususnya pada kegiatan
pengajaran PKn kelas VI. Adapun secara detail kegunaan tersebut di antaranya
untuk :
a.
Bagi Lembaga
Untuk dijadikan bahan pertimbangan dan tambahan informasi dalam
menentukan lagkah-langkah penggunaan metode pembelajaran pendidikan biologi
khususnya dan mata pelajaran yang lain pada umumnya.
b.
Bagi Guru
Sebagai bahan pertimbangan guru untuk memilih metode yang tepat bagi
siswa yang sesuai dengan tujuan pembelajaran.
c.
Bagi Siswa
Dengan metode ini siswa diharapkan bisa menjadi bahan acuan dalam
meningkatkan prestasi belajar siswa, juga dapat mempermudah siswa dalam
menerima pelajaran.
d.
Bagi Penulis
Akan menambah wawasan dan pengetahuan lebih dalam tentang pembelajaran
PKn dengan berbagai variasi sehingga nanti dapat diaplikasikan secara langsung
dalam pembelajaran.
E. Hipotesis
Penelitian
Hipotesis dalam penelitian ini dirumuskan sebagai
berikut : “Dengan adanya metode diskusi dan resitasi dapat meningkatkan
prestasi belajar siswa”.
0 comments on SDPKN-01 MENINGKATKATKAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN MELALUI METODE RESITASI DAN DISKUSI SISWA KELAS VI SDN BAYEM IV KEC. KASEMBON KAB. MALANG TAHUN 2007/2008 :
Post a Comment and Don't Spam!
Berkomentarlah secara bijak