.

.

SDIPS-14 SIMULTANSI ANTARA PEMBELAJARAN MODEL SOSIODRAMA DENGAN PRESTASI BELAJAR IPS PADA POKOK BAHASAN PERISTIWA RENGASDENGKLOK BAGI SISWA KELAS VI DI SDN ___________

Share on :
SIMULTANSI ANTARA PEMBELAJARAN MODEL SOSIODRAMA
DENGAN PRESTASI BELAJAR IPS   PADA POKOK BAHASAN PERISTIWA RENGASDENGKLOK  BAGI SISWA KELAS VI DI SDN  ___________


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Peranan guru dalam mencapai tujuan Pendidikan Nasional sangatlah penting mengingat guru sebagai figur yang terlibat langsung dengan para siswa di lapangan. Salah satu faktor yang sangat menentukan keberhasilan pendidikan adalah guru dituntut untuk mencintai dan menghayati profesinya, di samping dapat menguasai dan memahami perangkat pendukung dalam proses pembelajaran seperti kurikulum, metode, alat Bantu pengajaran, buku sumber dan lain-lain.
Guru pada saat mengajarkan mata pelajaran IPS sering kali dihadapkan pada masalah kurangnya minat siswa untuk mempelajari pelajaran tersebut, siswa nampak jenuh, kurang antusias. seolah-olah pelajaran IPS merupakan cerita usang yang sudah harus dilupakan. Apabila guru tidak dapat mengatasi dan mengantisipasi hal itu maka akan melahirkan generasi yang lupa akan IPS bangsa dan negaranya, generasi yang tidak mengenal kisah heroik para pahlawannya, tidak mengenal siapa dan bagaimana nenek moyangnya, dan lebih jauh lagi mereka akan menjadi generasi yang kurang menghargai dan mencintai tanah airnya, sebagai akibat dari kurang paham tentang IPS bangsanya. Hal ini bertolak belakang dengan fungsi dan tujuan pembelajaran IPS yang tercantum dalam Garis-Garis Besar Program Pengajaran (GBPP) Kurikulum IPS yang menjelaskan bahwa fungsi pengajaran IPS adalah: "menumbuhkan rasa kebangsaan dan bangga terhadap perkembangan masyarakat Indonesia sejak masa lalu hingga masa kini" (GBPP KELAS VI SD  2004: 86), dan yang menjadi tujuan pembelajaran IPS yakni: "siswa mampu mengembangkan pemahaman tentang perkembangan masyarakat Indonesia sejak masa lalu hingga masa kini sehingga siswa memiliki kebanggaan sebagai bangsa Indonesia dan cinta tanah air" (GBPP KELAS VI SD  2004: 80).
Selain faktor di atas masih banyak temuan di lapangan, misalnya rendahnya hasil perolehan nilai rata-rata IPS (IPS) baik pada hasil ulangan harian, Tes Akhir Semester (TAS), maupun pada perolehan nilai rata-rata pada Ujian Akhir Sekolah (UAS) di kelas VI. Berdasarkan permasalahan tersebut, maka rendahnya mutu pendidikan kita dewasa ini secara kualitatif diduga karena pembelajaran lebih didominasi oleh guru sehingga siswa menjadi pasif, dalam hal ini siswa yang seharusnya ditempatkan menjadi subyek belajar beralih fungsi menjadi obyek belajar.
Kenyataan ini didukung oleh kajian empirik di lapangan banyak sorotan dan kritik maupun opini masyarakat yang menyatakan bahwa kualitas pembelajaran masih banyak dilakukan hanya secara informatip hanya gurulah yang mendominasi iklim pembelajaran di kelas (Teacher Centered), sedangkan siswa bersifat pasif. Sesuai dengan pendapat Nasution (1997: 17 ) bahwa mutu pendidikan banyak tergantung pada mutu guru dalam melaksanakan proses pembelajaran.
Dalam pembelajaran IPS yang diprioritaskan adalah aktivitas dan kreativitas siswa. Komponen ini sangat dominan dalam proses pembelajaran yang memadukan antara materi yang dipelajari dengan cara untuk mempelajarinya. Kegiatan ini dilaksanakan secara sistematis, efektif dan efesien serta berorientasi terhadap tujuan pembelajaran.
Beberapa penelitian dan kajian pakar menunjukkan bahwa para siswa kurang merasakan manfaat dan kegunaan belajar IPS (Al Muchtar,  2003),dan hal ini didukung pula dengan pendapat bahwa pendidikan IPS kurang menarik minat siswa karena dinilai sebagai pelajaran lunak dan hapalan (Somantri: 1987). Hal ini disebabkan lemahnya dari proses pembelajaran yang kurang menyentuh terhadap kemampuan berpikir siswa belum mampu menggali ketrampilan­ketrampilan sosial dan belajar aktif.
Melihat kondisi di lapangan seperti itu maka diadakan penelitian yang dapat mengatasi segala permasalahan tersebut dengan mencoba salah satu metode yaitu sosiodrama. Metode sosiodrama seperti juga metode­-metode mengajar lainnya mempunyai kelebihan, seperti yang ditulis oleh Wiryawan dan Noorhadi (2001 : 1.29), yaitu:
(1) mengembangkan kreatifitas siswa (dengan peran yang dimainkan siswa dapat berfantasi); (2) memupuk kerjasama antar siswa; (3) menumbuhkan bakat siswa dalam seni drama; (4) siswa lebih memperhatikan pelajaran karena menghayati sendiri; (5) memupuk keberanian berpendapat di depan kelas; (6) melatih siswa untuk menganalisa masalah dan mengambil kesimpulan dalam waktu singkat.
Metode ini sengaja menjadi bahan penelitian agar guru tidak hanya memakai metode ceramah dalam mengajarkan pelajaran IPS kepada siswa, sehingga menimbulkan kebosanan dan minat belajar siswa menjadi berkurang. Dengan metode ini siswa terlibat secara langsung sehingga akan menimbulkan kegairahan belajar pada siswa sehingga selain siswa mendapatkan peningkatan dalam segi perolehan nilai tetapi juga adanya perubahan sikap seperti yang diharapkan dalam fungsi dan tujuan pelajaran IPS yang terdapat dalam kurikulum.
Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka diadakan penelitian tindakan kelas dengan  tema penelitian “Penerapan Metode Sosiodrama dalam Pembelajaran  IPS di Sekolah Dasar”.



B.     Rumusan Masalah PTK
Masalah pokok yang akan diungkapkan dalam penelitian ini adalah: Bagaimana peningkatan interaksi pembelajaran dan hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran IPS ". Sehingga dari adanya peningkatan interaksi siswa dalam mata pelajaran tersebut akan meningkatkan pula hasil belajar siswa.
Secara lebih khusus rumusan masalah penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
  1. Bagaimana keadaan awal pemahaman siswa kelas VI  SDN  ________ Kecamatan   _____ Kabupaten   ____ Tahun Pelajaran  _____   terhadap pembelajaran  di kelas ?
  2. Bagaimana kerjasama siswa kelas VI  SDN  ________ Kecamatan   _____ Kabupaten   ____ Tahun Pelajaran  _____   terhadap pembelajaran  di kelas dalam pembelajaran IPS dengan memakai metode sosiodrama ?
  3. Bagaimana hasil belajar siswa  kelas kelas VI  SDN  ________ Kecamatan   _____ Kabupaten   ____ Tahun Pelajaran  _____  setelah menggunakan metode sosiodrama ?
C.    Tujuan Penelitian Tindakan  Kelas
Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran interaksi dan reaksi siswa dalam mempelajari  IPS, sehingga mengarah pada suasana belajar yang hidup, menyenangkan dan memotivasi siswa agar antusias mempelajari mata pelajaran  IPS, sehingga akan memberikan peningkatan hasil pada mata pelajaran tersebut serta perubahan sikap sesuai yang diharapkan dalam fungsi dan tujuan pembelajaran IPS.
Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk:
  1. Mengetahui keadaan awal pemahaman siswa terhadap mata pelajaran  IPS.
  2. Mengetahui peningkatan kerjasama diantara siswa
  3. Mengetahui hasil belajar siswa terhadap mata pembelajaran IPS setelah menggunakan metode sosiodrama.



D.    Hipotesis Tindakan
Hipotesis penelitian tindakan ini dapat dirumuskan sebagai berikut: Jika dalam proses pembelajaran IPS  guru membimbing siswa melaksanakan sosiodrama dengan berpedoman pada: (1) pemahaman tentang pengertian metode sosiodrama; (2) tujuan dan manfaat metode sosiodrama; (3) menyadari akan kelebihan dan kekurangan metode sosiodrama; dan (4) melaksanakan langkah-langkah mengajar dengan menggunakan metode sosiodrama, maka hasil belajar siswa secara kwantitatif maupun kwalitatif akan meningkat.

E.     Lokasi dan Sampel Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SDN  ________ Kecamatan   _____ Kabupaten   ____ Tahun Pelajaran  _____ .  Pemilihan lokasi tersebut dengan pertimbangan bahwa SD itu sebagai tempat peneliti melaksanakan tugas sebagai guru. Sedangkan sampel penelitiannya adalah siswa  kelas VI  .


0 comments on SDIPS-14 SIMULTANSI ANTARA PEMBELAJARAN MODEL SOSIODRAMA DENGAN PRESTASI BELAJAR IPS PADA POKOK BAHASAN PERISTIWA RENGASDENGKLOK BAGI SISWA KELAS VI DI SDN ___________ :

Post a Comment and Don't Spam!

Berkomentarlah secara bijak

About

Powered by Blogger.

About Me

My Photo
Sambas, Kalimantan Barat, Indonesia
Pengabdian tiada henti dari sebuah desa pedalaman di ambang lintas batas negara. Selalu berkarya, berprestasi, dan berbagi untuk dunia pendidikan. Pengabdian tidak semata memperhitungkan keuntungan materi semata, bermanfaat bagi sesama selalu didepankan. Berbagi tidak terbatas waktu dan ruang...

Search