HIKMAH NENEK
Ada seorang remaja wanita masih sekolah
di kelas 2 SMA. Setiap hari dia ditugaskan untuk merawat neneknya. Neneknya
sudah lumpuh, hidupnya hanaya dihabiskan di tempat tidur. Suatu saat si remaja
itu mulai protes karena ketidakadilan yang dirasakannya. “Ma, gantian dong yang
merawat nenek, masa setiap hari harus aku?” Kemudian mamahhya memotivasi, “Nak,
merawat nenek pahalanya banyak.” Sesekali anak itu mau menuruti mamahnya, tapi
di saat lain ia mulai protes lagi. “Ma, gantian dong yang merawat nenek. Masa
setiap hari harus aku? Kenapa harus aku? Kenapa tidak mamah? Kenapa tidak
papah? Kenapa tidak kakak atau adik yang merawat nenek? Tapi kenapa harus aku?”
Protesnya mulai keras. Mamahnya memeluk sambil menangis, “Nak, kamu sudah
besar. Kamu benar-benar mau tahu kenapa?” “Iya, Ma.” “Dulu saat kamu masih umur
6 bulan. Malam itu rumah kita kebakaran. Semua orang menyelamatkan diri dan
barang-barang yang bisa diselamatkan.
Papah dan nenek menggendong kakak-kakakmu, dan mamah menggendong kamu. Setelah kita keluar semua, papah bertanya, Mana bayinya? Tanpa sadar yang mamah gendong ternyata bukan bayi, tapi guling kecil. Kami baru sadar ternyata kamu masih di dalam rumah di lanatai 2. Tiba-tiba saja dari arah belakang lari menerjang masuk ke dalam rumah. Ternyata nenekmu, Nak! Nenekmu, lari memaksa masuk dalam rumah, kemudian naik menerobos ke lantai 2. Setelah membawamu nenek terjun dari lantai 2, terjun sambil menggendong kamu, dan mulai saat itu lah nenekmu lumpuh.” Anak itu terdiam sambil meneteskan air mata tanpa suara. Mulai saat itu ia tidak pernah lagi protes saat-saat disuruh merawat neneknya. Bahkan hari-harinya dihabiskan untuk merawat neneknya. Ia sanagat senanag dan abangga bisa merawat neneknya. Ia bangga apada neneknya. Tiada kesenanagan melebihi kesenangan merawat neneknya. Andaikan kita tahu kenapa kita berbuat sesuatu, maka pastilah kita akan bekerja dengan ikhlas, tekun, dan serius. Ingat ddan yakinlah suatu saat kita akan paham, apapun akan kita lakukan untuk membahagiakan orang yang kita cintai dan yang mencintai kita, karena Allah sangat...sangat mencintai kita, dan kita mencintai Allah.
Papah dan nenek menggendong kakak-kakakmu, dan mamah menggendong kamu. Setelah kita keluar semua, papah bertanya, Mana bayinya? Tanpa sadar yang mamah gendong ternyata bukan bayi, tapi guling kecil. Kami baru sadar ternyata kamu masih di dalam rumah di lanatai 2. Tiba-tiba saja dari arah belakang lari menerjang masuk ke dalam rumah. Ternyata nenekmu, Nak! Nenekmu, lari memaksa masuk dalam rumah, kemudian naik menerobos ke lantai 2. Setelah membawamu nenek terjun dari lantai 2, terjun sambil menggendong kamu, dan mulai saat itu lah nenekmu lumpuh.” Anak itu terdiam sambil meneteskan air mata tanpa suara. Mulai saat itu ia tidak pernah lagi protes saat-saat disuruh merawat neneknya. Bahkan hari-harinya dihabiskan untuk merawat neneknya. Ia sanagat senanag dan abangga bisa merawat neneknya. Ia bangga apada neneknya. Tiada kesenanagan melebihi kesenangan merawat neneknya. Andaikan kita tahu kenapa kita berbuat sesuatu, maka pastilah kita akan bekerja dengan ikhlas, tekun, dan serius. Ingat ddan yakinlah suatu saat kita akan paham, apapun akan kita lakukan untuk membahagiakan orang yang kita cintai dan yang mencintai kita, karena Allah sangat...sangat mencintai kita, dan kita mencintai Allah.
(Bagus Hernowo – Pesantren Entrepreuner)
0 comments on HIKMAH NENEK :
Post a Comment and Don't Spam!
Berkomentarlah secara bijak