.

.

Nomor HP Presiden, Wapres, dan Para Menteri Kabinet Kerja


Nomor HP Presiden, Wapres, dan Para

 

Menteri Kabinet Kerja





Presiden RI: Joko Widodo +628122600960 
Wakil Presiden RI: M Jusuf Kalla +62811 155644
  1. Menteri Sekretaris Negara: Praktino +62811283002 Menko Bidang Polhukam: Tedjo Edy Purdijatno +628123045014
  2. Menko Bidang kemaritiman: Indroyono Soesilo
  3. Menko Bidang Perekonomian: Sofjan Djalil +62811854482
  4. Menko Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan: Puan Maharani +628161822778
  5. Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional / Kepala Bappenas: Andrinof Chaniago +62811848554
  6. Menteri Perhubungan: Ignasius Jonan +628172321111, +628112255880
  7. Menteri Kelautan dan Perikanan: Susi Pudjiastuti +62811211365
  8. Menteri Pariwisata: Arief Yahya
  9. Menteri Energi dan Sumberdaya Mineral: Sudirman Said +628118890318
  10. Menteri Dalam Negeri: Tjahjo Kumolo +6281510090000, +62811899899
  11. Menteri Luar Negeri: Retno Lestari Priansari Marsudi +62817812586
  12. Menteri Pertahanan: Ryamizard Ryacudu +628159718274
  13. Menteri Hukum dan HAM: Yasonna H Laoly +62811 888719
  14. Menteri Komunikasi dan Informatika: Rudiantara +62818192021
  15. Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi: Yuddy Chrisnandi +62816796877
  16. Menteri Keuangan: Bambang Brodjonegoro +62816738254
  17. Menteri BUMN: Rini M Soemarno +62816723690
  18. Menteri Koperasi dan UMKM: Anak Agung Gde Ngurah Puspayoga
  19. Menteri Perindustrian: M Saleh Husin +62811900011
  20. Menteri Perdagangan: Rachmat Gobel +628558881239
  21. Menteri Pertanian: Amran Sulaiman +6281524076477
  22. Menteri Ketenagakerjaan: Hanif Dhakiri +628118409041
  23. Menteri PU dan Perumahan Rakyat: Basuki Hadi Muljono
  24. Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan: Siti Nurbaya +628121116061
  25. Menteri Agraria dan Tata Ruang / Kepala BPN: Ferry Mursyidan Baldan +62811977172
  26. Menteri Agama: Lukman Hakim Saefuddin +62818959469
  27. Menteri Kesehatan: Nila F Moeloek +28161840948
  28. Menteri Sosial: Khofifah Indar Parawansa +6281319006998
  29. Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak: Yohanan Yambise +6285354792679
  30. Menteri Kebudayaan dan pedidikan Dasar dan Menengah: Anies Baswedan +62811960520
  31. Menteri Ristek dan Pendidikan Tinggi: M. Nasir
  32. Menteri Pemuda dan Olahraga: Imam Nahrawi +62811194972
  33. Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi: Marwan Ja’far +62811951713



* Beberapa Menteri, tidak publikasikan no hp mereka
Nomer-nomer handphone yang dipubliaksikan ke publik tersebut, ternyata tidak semuanya dalam keadaan aktif atau on; hal tersebut diketahui melalui beberapa “percobaan” mengirim pesan dan menelpon.
Ketika beberapa waktu lalu, saya mencoba mengirim pesan ke beberapa menteri, termasuk menteri dikenal secara piabdi, “pesan tiba di sana” setelah lebih dari 1-2 jam. Sama halnya, dengan melakukan panggilan telpon, yang jawab adalah “mesin penjawab,” telepon yang Anda hubungi tidak aktif, coba ulangi beberapa saat lagi.
Beda dengan jika mengirim pesan ke nomor HP Presiden, nomor lama, sejaka jadi Gubernur DKI, pesannya langsung tiba atau masuk; artinya HP yang Presiden gunakan, entah di ajudan atau dipegang sendiri, tetap on atau tak pernah dimatikan.
Nah, silahkan coba hubungi nomor-nomor di atas; jika mau nelpon, maka terlebih dulu kirim pesan tentang maksud Anda menelpon dan nama Anda, kemudian tunggu konfirmasi dari para ajudan atau ditelpon oleh ajudan.
Monggo

HIKMAH PENJAHIT

HIKMAH PENJAHIT

Saat itu saya membutuhkan 2 karyawan, karyawan penjahit baju kemeja. Karena mendesak saya pasang iklan di media cetak. Keesokan harinya datang 15 orang melamar kerja. Masing-masing saya tes untuk membuktikan keahliannya. “Pak, benar Bapak sudah berpengalaman?” “Benar Pak” “Sudah berapa lama?” saya mulai menginterview. “Sudah 3 tahun, Pak.” Jawabnya. “Berarti Bapak sudah mahir, dong?” “Insya Allah, Pak!” Jawabnya mantap. “Ini saya kasih bahan yang sudah saya potong, tolong jahit dan itu mesin jahitnya. “Siap, Pak!” 1 jam belum jadi, 2 jam belum jadi, 4 jam belum jadi. Saya tanya, “Sudah jadi, Pak?” “Belum Pak!” jawabnya sambil ketakutan dan berkeringat. “Katanya sudah berpengalaman 3 tahun, kok sampai 4 jam belum jadi juga?” “Iya Pak, sumpah Pak saya tidak bohong.” Jawabnya sambil ketakutan. “Saya sudah 3 tahun pengalaman menjahit baju kemeja, Pak! Tapi Cuma kerahnya saja, Pak!” Saya terdiam dan tidak bisa berkata-kata lagi. 



Akhirnya saya baru sadar, sistem kapitalis menjadikan seorang karyawan semakin tidak bisa mandiri. Semakin lama dia menjadi karyawan, semakin dia tidak mandiri. Sebagian orang mengatakan menjadi pengusaha sangat beresiko, tapi ternyata menjadi karyawan lebih beresiko. Seorang pengusaha menciptakan pekerjaan, seorang karyawan mencari pekerjaan. Saat itu saya bertekad untuk menciptakan lapangan pekerjaan sebanyak-banyaknya. Dan saat itulah saya mengajak setiap orang untuk menjadi seorang pengusaha untuk bersama-sama menciptakan lapangan pekerjaan. Sungguh menarik belajar dari perkataan para Sahabat, “Tunjukkan saya pasar!” Jawab Abdurrahman Bin Auf tegas ketika ditawarkan dengan segudang kemudahan. “Tunjukkan saya pasar!” Wahai para pengusaha! Ayu bangkit! Mereka menunggu karya besarmu. Sebaik-baik kamu adalah yang paling banyak manfaatnya, dan setiap kebaikan akan dibalas dengan 700 kebaikan di dunia dan di akhirat, dan Allah akan menolong hambah-Nya yang peduli dengan umat-Nya.

(Bagus Hernowo – Pesantren Entrepreuner)

HIKMAH NGOROK

HIKMAH NGOROK

Banyak orang yang sering mempermasalahkan masalah, menganggap tiada masalah seberat yang dialaminya. Seorang ibu konsultasi kepada saya, “Ustadz, tolong bantu saya ustadz! Suami saya Ustadz! Suami saya! Tolong suami saya, Ustadz!” “Kenpa dengan suami ibu?” “Ustadz, setiap malam saya tidak bisa tidur karena suami saya.” “Memangnya kenapa dengan suami ibu?” “Suami saya ngorok, Ustadz! Setiap suami saya ngorok pasti saya tidak bisa tidur. Tolong ustadz, beri kami solusi.” “Ibu! Seharusnya ibu bersyukur karena masih bisa ngoroknya suami, itu tandanya suami ibu masih bersama ibu. Jika sudah tidak terdengar ngoroknya suami, hati-hati itu ada 2 kemungkinan, suami ibu sudah pindah ke kubur atau pindah kasur.” Seminggu kemudian ibu tadi memberi kabar lagi, “Alhamdulillah ustadz, masalah kami sudah selesai.” “Apakah suami ibu sudah tidak ngorok lagi?” tanya saya penasaran. “Tidak ustadz! Bahkan sekarang ngoroknya semakin keras, tapi sekarang saat saya mendengar ngoroknya suami, saya seperti mendengar lantunan musik terindah di dunia.” 



Ingalah, sering kali yang menjadi masalah dalam hidup ini bukanlah pada masalah itu sendiri, tetapi ada pada cara kita melihat masalah. Bisa jadi masalahanya tidak berubah, tapi pada saat cara pandang kita berubah ternyata sering kali masalah itu jadi bukan masalah. Allah tidak akan merubah suatu kaum sehingga mereka amau merubah diri mereka sendiri. Dan yakinlah Allah tidak akan memberi ujian melebihi  kesanggupan hambahnya. Karena Allah menginginkan kebaikan bagi hambahnya.

(Bagus Hernowo – Pesantren Entrepreuner)

HIKMAH NENEK

HIKMAH NENEK

Ada seorang remaja wanita masih sekolah di kelas 2 SMA. Setiap hari dia ditugaskan untuk merawat neneknya. Neneknya sudah lumpuh, hidupnya hanaya dihabiskan di tempat tidur. Suatu saat si remaja itu mulai protes karena ketidakadilan yang dirasakannya. “Ma, gantian dong yang merawat nenek, masa setiap hari harus aku?” Kemudian mamahhya memotivasi, “Nak, merawat nenek pahalanya banyak.” Sesekali anak itu mau menuruti mamahnya, tapi di saat lain ia mulai protes lagi. “Ma, gantian dong yang merawat nenek. Masa setiap hari harus aku? Kenapa harus aku? Kenapa tidak mamah? Kenapa tidak papah? Kenapa tidak kakak atau adik yang merawat nenek? Tapi kenapa harus aku?” Protesnya mulai keras. Mamahnya memeluk sambil menangis, “Nak, kamu sudah besar. Kamu benar-benar mau tahu kenapa?” “Iya, Ma.” “Dulu saat kamu masih umur 6 bulan. Malam itu rumah kita kebakaran. Semua orang menyelamatkan diri dan barang-barang yang bisa diselamatkan. 



Papah dan nenek menggendong kakak-kakakmu, dan mamah menggendong kamu. Setelah kita keluar semua, papah bertanya, Mana bayinya? Tanpa sadar yang mamah gendong ternyata bukan bayi, tapi guling kecil. Kami baru sadar ternyata kamu masih di dalam rumah di lanatai 2. Tiba-tiba saja dari arah belakang lari menerjang masuk ke dalam rumah. Ternyata nenekmu, Nak! Nenekmu, lari memaksa masuk dalam rumah, kemudian naik menerobos ke lantai 2. Setelah membawamu nenek terjun dari lantai 2, terjun sambil menggendong kamu, dan mulai saat itu lah nenekmu lumpuh.” Anak itu terdiam sambil meneteskan air mata tanpa suara. Mulai saat itu ia tidak pernah lagi protes saat-saat disuruh merawat neneknya. Bahkan hari-harinya dihabiskan untuk merawat neneknya. Ia sanagat senanag dan abangga bisa merawat neneknya. Ia bangga apada neneknya. Tiada kesenanagan melebihi kesenangan merawat neneknya. Andaikan kita tahu kenapa kita berbuat sesuatu, maka pastilah kita akan bekerja dengan ikhlas, tekun, dan serius. Ingat ddan yakinlah suatu saat kita akan paham, apapun akan kita lakukan untuk membahagiakan orang yang kita cintai dan yang mencintai kita, karena Allah sangat...sangat mencintai kita, dan kita mencintai Allah.

(Bagus Hernowo – Pesantren Entrepreuner)

HIKMAH KERETA ARGO

HIKMAH KERETA ARGO

Cerita ini terjadi saat saya hendak berangkat ke Semarang naik Kereta Argo Mulya. Saat kereta siap berangkat, kereta sudah mulai bergerak maju dengan kecepatan yang semakin kencang. Terdengar keributan di bangku belakang. Ada seorang ibu yang sedang duduk dengan ketiga anaknya. Anak yang pertama perempuan sekitar umu 7 tahun, anak yang kedua laki-laki sekitar umur 3 tahun, dan satu lagi anak yang sedang digendong sekitar umur 6 bulan. Nampak mukanya yang sedang bsedih seperti baru saja dapat musibah. Mungkin ibu itu baru saja pisah dengan suaminya. Di samping bangkunya berdiri 2 orang laki-laki, “Maaf bu ini bangku saya.” Kata laki-laki itu. “Ini bangku saya.” Jawab ibu itu dengan mantap. “Ini bangku saya bu, ini gerbong 3 bangku 4A dan 4B.” “Saya juga digerbong 3 bangku 4A dan 4B.” Jawab ibu itu membela diri. Kemudian masing-masing menunjukkan tiket yang dipegangnya. Ternyata benar, masing-masing tiket menunjukkan gerbong 3 dan bangku 4A dan 4B. karena merasa benar semua akhirnya mereka memanggil kondektur. Begitu dicek dengan teliti, siapa yang salah? Gerbongnya sama, bangkunya juga sama, tanggalnya juga sama. Tiba-tiba kondekturnya kaget, ternyata keretanya yang beda. Ibu itu harusnya naik kereta bima yang baru akan berangkat sekitar 15 menit di belakang kereta ini. Ibu itu panik, “Terus saya bagaimana dong pak?” “Kalau ibu itu turun disini.” Jawab kondektur itu, “Pasti ibu tidak akan bisa mengejar kereta yang berangkat 15 menit lagi dari Gambir.” Sering kali menghadapi masalah karena kita salah menentukan tujuan. Yang lainnya salah menggunakan cara mencapai tujuan. 



Ibnu Qoyim mengatakan, Dua ilmu yang harus dimiliki untuk mencapai kesuksesan, yaitu ilmu ma’rifatullah dan ilmu ma’rifatulinsan. Ma’rifatullah adalah ilmu mengenal Allah, mengenal tujuan hidup. Dan ilmu ma’rifatulinsan adalah ilmu mengenal manusia, ilmu cara mencapai tujuan. Sebagian stress karena tidak punya tujuan hidup, dan sebagian lagi stress karena tidak tahu cara mencapai tujuan hidup. Barang siapa tidak memiliki tujuan, maka dia tidak akan kemana-mana atau kemana-mana. Sesungguhnya sholatku, ibadahku, hidup dan matiku hanaya kepada Allah Tuhan semesta alam.

(Bagus Hernowo – Pesantren Enterpreuner)

HIKMAH KEBERUNTUNGAN

HIKMAH KEBERUNTUNGAN

Peluang dan kesempatan sering kali menjadi alasan kenapa seseorang gagal. Ada yang mengatakan, andaikan saya diberikan kesempatan pasti saya akan sukses. Andaikan ada peluang, saya pasti berhasil. Peluang dan kesempatan adalah 50% dari kesuksesan. Tapi ingat 50% nya lagi ada pada kesiapan. Banyak orang yang mendapatkan kesempatan, tapi dia tidak siap. Dan ada ayanag siap tapi dia tidak mendapatkan kesempatan. Al Qur’an nulkarim mengatakan kalimat yang sangat menarik dari Surat Al Mu’minun ayat pertama, Sungguh beruntung orang-orang yang beriman. Keberuntungan didapatkan saat bertemunya kesiapan dan kesempatan. Kesuksesan adalah perkalian antara variabel kesiapan dan variabel kesempatan. Jika kesiapan sudah matang dan kesempatan terbuka lebar, maka dia akan mendapatkan keberuntungan yang besar, kesuksesan yang besar. Biarkan kesempatan dan peluang Allah yang akan berikan, karena itu adalah hak prerogatif Allah sebagai Sang Maha Kuasa. Tetapi kesiapan adalah hak prerogatif kita sebagai manusia. 



Mempersiapkan kesiapan jauh lebih sulit dari mencari kesempatan. Ada perkataan, “ADA GULA ADA SEMUT” jika memiliki syarat-syarat untuk sukses maka kesuksesan dan kesempatan akan datang dengan sendirinya. Jangan salahkan jika kesempatan itu tidak datang, tapi salahkan kenapa kita tidak mempersiapakan diri agar kesempatan itu segera datang. Biji-biji kegagalan tidak akan mengbhasilkan buah kesuksesan. Jika Anda menginginkan buah-buah kesuksesan, maka Anda harus menanam biji-biji kesuksesan. Mari bangun potensi, bangun produktifita, tingkatkan skill dan keahlian kita, maka pasti Anda akan orang-orang yang beruntung. Jangan tunggu kesempatan itu datang baru Anda bersiap-siap. Karena ingat, kesempatan itu tidak akan menunggu sampai Anda siap, tapi kita harus siap-siap menunggu kesempatan itu datang. Dan beruntunglah orang-orang yang beriman, karena dia selalu yakin, dan dia selalu bersiap untuk menunggu kesempatan itu datang, dan dia sangat yakin bahwa pertolongan Allah itu sudah dekat.

(Bagus Hernowo – Pesantren Enterpreuner)

HIKMAH HARUS KAYA

HIKMAH HARUS KAYA

Suatu saat saya bertemu dengan seorang kawan di rumahnya. Sambil bersilaturahim saya ingin mengajaknya berbisnis. “Pak, ayu pak ikut berbisnis dengan saya.” “Saya tidak mau, Pak.” Jawabnya mantap. Kemudian saya tanya, “Kenapa?” Jawabnya, “SAYA TAKUT KAYA!” Saat itu saya kaget ternyata ada orang yang takut kaya. Dia sangat paham kalau menjalankan bisnis resikonya adalah kaya. Lalu saya bertanya, “Kenapa Anda takut kaya?” “Saya takut Hubuddunya, saya takut cinta kepada dunia.” Dalam hati saya, “Luar biasa kawan saya ini.” Dia orang yang soleh, dalam hati saya, saya berdoa, “Ya Allah, orang soleh seperti inilah yang seharusnya kaya, karena kalau kekayaan dipegang oleh orang-orang soleh insya Allahramatan lil ‘alamin.” Tapi sayangnya orang solehnya tidak mau kaya dan orang kayanya tidak mau soleh. Kemudian saya bertanya, “Apakah Hubuddunya penyakitnya orang kaya saja?” “Tidak, orang miskinpun banyak yang menderita penyakit hubuddunya.” Masalahnya bukan di kaya atau di miskinnya, tapi bagaimana kita bersikap terhadap kekayaan. Dengan alasan inilah banyak umat Islam yang tidak mau bekerja keras, tidak mau berusaha menjadi orang kaya dan tidak mau menjadi orang besar. Umat Islam terlalu besar untuk punya cita-cita kecil. Umat Islam harus kaya seperti kayanya Abu Bakar As Sidiq, seperti kayanya Umar Bin Khatab, dan seperti kayanya Utsman Bin Affan. Karena kekayaan merekalah Islam bisa berjaya. 



Rasulullah mengajarkan kita untuk berdo’a, “Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kekufuran dan kefakiran, aku berlindung kepada-Mu dari azab kubur.” Yang menjadi masalah bukan seberapa banyak kita mendapatkan uang, tapi uang itu dari mana dan untuk apa. Kata Rasulullah, “Kita tidak boleh iri kecuali kepada 3 orang, pertama: orang yang berilmu yang mengamalkan dan mengajarkannya, yang kedua: orang yang mati syahid, dan yang ketiga: orang yang kaya dan dermawan. Ingatlah! Kita adalah harapan masa depan umat. Bangkit mulai sekarang, harapan itu pasti ada. Allah bersama kita!

(Bagus Hernowo – Pesantren Enterpreuner)

HIKMAH EGOIS

HIKMAH EGOIS

Beberapa tahun yang lalu, saya bertemu atasan untuk mengundurkan diri dari pekerjaan saya. Bos saya bertanya, “Pak Bagus, setelah Anda keluar kerja, apa yang akan Anda lakukan?” Saya menjawab, “Saya akan berbisnis pa.” “Berbisnis…???” tanyanya “Pak Bagus, saya mau kasih saran, jadi orang jangan neko-neko. Seperti saya ini, kalau dihitung-hitung maka penghasilan saya sekitar Rp 2.500.000,00 per bulan. Apa yang saya lakukan? Saya bersyukur, saya menerima apa yang Allah berikan kepada saya dengan kesyukuran, saya nikmati dan saya tidak neko-neko.” Dalam hati saya berkata, “Orang ini begitu egois. Dia hanya mementingkan dirinya sendiri. Kalau memang sudah cukup dengan Rp 2.500.000,00 per bulan, kenapa tidak mencari Rp 20.000.000,00 per bulan, yang Rp 17.500.000,00 dikasihkan ke orang lain.” Jika kita cukup dengan penghasilan kita sekarang, kenapa tidak mencari lagi untuk bisa membantu orang lain? Masih banyak saudara-saudara kita yang membutuhkan bantuan kita. 



Sering kali cita-cita kita kecil karena kita sangat sanagat egois. Kita sering bekerja dengan target hanya untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Di suatu pelatihan saya pernah bertanya kepada seorang peserta, “Berapa penghasilan yang Anda inginkan?” ada yang menjawab, “Saya tidak tahu pak, saya tidak tahu ingin penghasilan berapa. Tapi yang saya inginkan, saya ingin punya pesantren yang mampu menampung minimal 100 santri yatim piatu atau fakir miskin dan mereka semua free, mereka semua gratis. Kalau saya hitung-hitung saya harus punya penghasilan minimal Rp 100.000.000,00 per bulan.” Bagaimana dengan cita-cita Anda? Berapa penghasilan yang Anda inginkan per bulan? Berapa banyak Anda ingin punya anak asuh? Berapa banyak Anda ingin punya anak yatim piatu? Bisa jadi penghasilan kita sekarang kecil, karena cita-cita kita memang masih kecil. Cita-cita kecil, karena kita hanya memikirkan diri sendiri. Barang siapa yang membantu menyelesaiakan masalah orang lain, maka Allah akan membantu menyelesaikan masalahnya. Allah akan melipatgandakan rizqi yang diinfakan tanpa batas dan sebaik-baik kamu adalah yang paling banyak manfaatnya.
(Bagus Hernowo – Pesantren Enterpreuner)

HIKMAH BOIKOT

HIKMAH BOIKOT

Di suatu hotel di Eropa, ada seorang Yahudi keluar hotel jam 11 malam. Ia ingin mencari taksi untuk pergi ke suatu tempat. Saat itu kondisi cuaca sanagat buruk, hujan dan salju turun secara a bergantian. “Pak, tolong panggilkan taksi.” Mintanya kepada karyawan hotel. Kemudian datanglah taksi yang dimintanya, lalu dia mengatakan, “Jangan…! Jangan yang itu! Biarkan taksi itu lewat!” jawab Yahudi kepada karyawan hotel. Kemudian datang taksi yang kedua, “Jangan…! Jangan yang itu, saya tidak mau taksi yang itu!” taksi yang keduapun lewat. Kemudian taksi yang ketiga, taksi yang keempat, taksi yang kelima, dan seterusnya sampai taksi yang kesembilan. Hingga saatnya taksi yang kesepuluh, barulah Yaudi ini mau naik. Karena penasaran karyawan hotel ini bertanya, “Pak, kenapa Bapak naik taksi yang ini? Kenapa dengan kesembilan taksi yang tadi?” orang Yahudi itu menjawab dengan mantap, “Saya tidak tahu siapa pemilik kesembilan taksi yang tadi, tapi saya tahu siapa pemilik taksi kesepuluh ini adalah orang Yahudi.” Saya tersentak mendengar cerita itu. Saya baru paham, betapa orang Yahudi sangat-sangat memperhatikan setiap uang yang keluar dari kantongnya. Dia harus yakin bahwa uangnya akan kembali kepada kantong orang Yahudi. Bagaimana dengan kita? Ternyata sudah lama mereka memboikot produk muslim. Sementara kita, baru mau memboikot produk Yahudi saja masih berdebat di antara kita. 14 abad yang lalu Allah SWT sudah menurunkan ayat tentang boikot, “Wahai Manusia! Makanlah apa-apa yang ada di bumi yang halal dan baik, baik dari segi kesehatan, baik dari segi ekonomi, baik dari segi politik, dan baik dari segi militer. Janganlah kalian mengikuti langkah-langkah syaitan, sungguh syaitan itu musuh yang nyata bagimu.” Ayat ini untuk seluruh manusia untuk memboikot Yahudi serta kawan-kawannya serta antek-anteknya. Boikot ini untuk semua produk syaitan. 



Mari kita boikot semua produk-produk syaitan dan teman-temannya mulai hari ini, jangan makan produk mereka. Dimakan saja jangan, apalagi dibeli. Bagaimana dengan kita? Jika seluruh muslim tidak membeli dan memakai produk Yahudi, berapa banyak kebaiakan ekonomi yang bisa kita rasakan, berapa banyak nyawa saudara kita yang bisa kita selamatkan. Ayo bangun ekonomi umat! Cintai produk sesama muslim. Mulailah dari diri sendiri! Mulailah hari ini! Jangan pernah serahkan urusan umat Islam kepada yang tidak peduli dengan umat Islam. Sesungguhnya pertolongan Allah sudah dekat, dan Allah bersama orang-orang yang sabar.
(Bagus Hernowo – Pesantren Enterpreuner)

HIKMAH BAPAK TUA

HIKMAH BAPAK TUA

Sering kali kita melihat masalah hanya dari kaca mata pribadi. Ada seorang bapak tua bersama empat anak yang masih kecil-kecil. Mereka naik Kereta Ekonomi dari Jatinegara menuju ke Semarang. Di dalam kereta, anak-anak itu sangat ribut sehingga mengganggu penumpang yang lain. Berlarian kesana kemari, teriak-teriak tawa mewarnai keceriaan mereka. Penumpang yang lain banyak yang merasa terganggu dengan tawa anak-anak itu. Sang Bapak tua itu sepertinya tidak mau tahu. Seorang ibu memberanikan diri menegur Bapak tua, “Pak, maaf Pak! Apakah anak-anak itu anak Bapak?” Tanpa menjawab Bapak tua itu pelan-pelan mengangkat kepala dan melihat ke arah ibu yang menegurnya. “Ada apa, Bu?” tanya Bapak tua. “Itu Pak! Anak Bapak, mereka berisik dan mengganggu penumpang yang lain, tolong disuruh diam, Pak. Sebagai orang tua Bapak seharusnya bisa menjaga anak-anaknya, dong! Kami merasa terganggu”. “Ooo.. Maaf bu, saya tidak bisa!” Jawab Bapak Tua. “Kenapa tidak bisa, kan itu anak Bapak!” “Saya tidak tega.” Kenapa tidak tega!?” “Tiga hari yang lalu mereka baru saja kehilangan kedua orang tuanya akibat kecelakaan pesawat. Sejak kecelakaan itu mereka tidak pernah berhenti menangis, dan baru hari ini saya baru melihat mereka bisa tertawa. Saya tidak tega memberhentikan tawanya. Jika ibu tega, saya persilahkan.” Jawab Bapak tua mengakhiri percakapan.



Sang ibu kemudian kembali ke tempat duduknya dan tidak bisa berkata apa-apa lagi sambil meneteskan air matanya. Kini marahnya berubah men jadi sayang. Bencinya jadi simpati. Ia sangat senang melihat anak yatim piatu itu bisa tertawa lepas.
Yakinlah, pada saat kita mamu membuka mata hati dan pendengaran, pastilah hidup ini akan lebih mudah untuk dipahami. Kebencian jadi kasih sayang. Dendam jadi persahabatan. Tidak ada yang salah dalam kehidupan ini, yang salah adalah pada saat kita tidak berusaha mengerti tentang kehidupan. Sungguh Allah menginginkan kebaikan bagimu, kehidupan di dunia dan kehidupan di akhirat, karena Allah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
(Bagus Hernowo – Pesantren Enterpreuner)

About

Powered by Blogger.

About Me

My Photo
Sambas, Kalimantan Barat, Indonesia
Pengabdian tiada henti dari sebuah desa pedalaman di ambang lintas batas negara. Selalu berkarya, berprestasi, dan berbagi untuk dunia pendidikan. Pengabdian tidak semata memperhitungkan keuntungan materi semata, bermanfaat bagi sesama selalu didepankan. Berbagi tidak terbatas waktu dan ruang...

Search