.

.

SDMTK-09 PENINGKATAN KEMAMPUAN OPERASI HITUNG BILANGAN CACAH DENGAN MODEL PERMAINAN LACAK KARTU BILANGAN SISWA KELAS I SDN BAYEM IV KECAMATAN KASEMBON KABUPATEN MALANG TAHUN PELAJARAN 2007/2008

BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Dalam rangka mencapai tujuan Pendidikan Nasional yakni mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia seutuhnya maka sangat dibutuhkan peran pendidik yang profesional. Sesuai dengan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, jabatan guru sebagai pendidik merupakan jabatan profesional. Untuk itu profesionalisme guru dituntut agar terus berkembang sesuai dengan perkembangan jaman, ilmu pengetahuan dan teknologi serta kebutuhan masyarakat termasuk kebutuhan terhadap sumber daya manusia yang berkualitas dan memiliki kapabilitas untuk mampu bersaing baik regional, nasional, maupun internasional.
Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa mutu pendidikan kita masih sangat rendah dan tertinggal dibanding negara tetangga. Rendahnya kualitas pendidikan yang dimaksud antara lain :
  1. Kemampuan siswa dalam menyerap mata pelajaran yang diajarkan guru tidak maksimal.
  2. Kurang sempurnanya pembentukan karakter yang tercermin dalam sikap dan kecakapan hidup yang dimiliki oleh setiap siswa.
  3. Rendahnya kemampuan mambaca, menulis, dan berhitung siswa terutama di tingkat dasar.
(hasil studi internasional yang dilakukan oleh organisasi Internasional Education Achievement, 1999)
Sehubungan dengan hal tersebut maka tiga aspek kemampuan dasar yang harus dimiliki oleh siswa SD, yaitu membaca, menulis, dan berhitung. Dari ketiga aspek tersebut pada siswa SDN Bayem IV  Kecamatan Kasembon Kabupaten Malang yang paling bermasalah adalah aspek berhitung.
Pelajaran berhitung secara garis besar dibagi menjadi empat macam, yaitu : penjumlahan, pengurangan, penjumlahan, dan pembagian. Dari 4 bagian tersebut pada bagian penjumlahan dan pengurangan adalah yang  bermasalah pada siswa kelas I SDN Bayem IV  Kecamatan Kasembon-Malang.
Penyebab rendahnya pemahaman siswa terhadap matematika khususnya penjumlahan dan pengurangan adalah karena model pembelajaran yang hanya berpusat pada guru, sehingga siswa pasif dan jenuh dalam menerima pelajaran. Siswa  cenderung  hanya menghafal konsep tanpa disertai pemahaman yang memadai.
Peneliti mencoba pada operasi hitung bilangan cacah dengan cara permainan lacak kartu bilangan agar siswa secara aktif, dan menyenangkan tanpa adanya tekanan dalam belajar, serta meningkatkan kreatifitas siswa sehingga hasil dari proses belajar menjadi maksimal.
Penerapan permainan lacak kartu bilangan sangat cocok diterapkan pada operasi hitung bilangan cacah terutama pada operasi penjumlahan. Model permainan lacak kartu bilangan akan menggugah siswa kelas I SDN Bayem IV  Kecamatan Kasembon Kabupaten Malang untuk lebih mencintai matematika yang selama ini sulit dipahami dan kurang berhasil. Model permainan lacak kartu bilangan menanamkan konsep belajar dengan pemahaman tinggi serta menyenangkan melalui permainan yang menarik.

1.2  Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka diperoleh rumusan masalah sebagai berikut :
  1. Apakah model permainan lacak kartu bilangan dapat membuat siswa senang belajar berhitung ?
  2. Apakah model permainan lacak kartu bilangan dapat meningkatkan kemampuan operasi hitung bilangan cacah ?

1.3  Cara Pemecahan Masalah
Masalah operasi hitung bilangan cacah siswa kelas I SDN Bayem IV  Kecamatan Kasembon-Malang tahun pelajaran 2007/2008 tersebut digunakan model permainan lacak kartu bilangan yang direncanakan dalam tiga siklus.
1.      Siklus I
Menentukan hasil penjumlahan dua bilangan satu angka sampai dengan 50 dengan menggunakan permainan lacak kartu bilangan.
Pada awal pembelajaran guru menjelaskan tentang :
  1. Pembentukan kelompok
  2. Cara bermain
  3. Cara memberi skor

Sarana permainan
Kartu guru sejumlah 6 macam, terdiri dari hasil jumlah dari dua bilangan, misalnya
20, 25, 30,40,50, 60
Kartu siswa terdiri dari :
1. Jawaban untuk kartu guru 20, yaitu : 15+5, 5+15, 10+10, 12+18, dsb
2. Jawaban untuk kartu guru 25, yaitu : 20+5, 5+20, 10+15, 15+10, dsb
3. Jawaban untuk kartu guru 30, yaitu : 20+10, 10+20, 25+5, 5+25, 15+15 dst
4. Jawaban untuk kartu guru 40, yaitu : 25+15, 15+25, 20+20, 30+10,  dst
5. Jawaban untuk kartu guru 50, yaitu : 20+30, 30+20, 25+25, 40+10, dst
6. Jawaban untuk kartu guru 60, yaitu : 20+40, 40+20, 30+30, 35+25 dst
Penilaian dilakukan setelah permainan selesai dilaksanakan. Kartu yang dinilai adalah yang benar. Banyaknya kartu benar yang terkumpul dicatat pada papan penilaian. Pemenang permainan didasrkan pada banyaknya kartu yang benar yang dikumpulkan oleh masing-masing kelompok.
Hasil pekerjaan siswa dianalisa secara keseluruhan dan disimpulkan, apabila ada kekurangan dijelaskan secara rinci untuk digunakan sebagai dasar penentuan siklus berikutnya.




2.      Siklus II
Berdasarkan hasil analisis dan refleksi pada siklus I, maka dapat ditentukan permasalahan yang harus dipecahkan pada siklus II dengan melalui tahapan perencanaan, implementasi, tindakan, observasi, refleksi, dan revisi.
3.      Siklus I
Pada siklus II, jika hasil sudah dianggap baik, maka bisa dihentikan cukup dua siklus, tetapi jika masih terdapat kekurangan pada pelaksanaan proses belajar mengajar pada siklus II, maka diperlukan refleksi dan revisi pada siklus I agar tercapai tujuan yang diinginkan, yaitu meningkatkan prestasi belajar matematika siswa kelas I SDN Bayem IV Kasembon-Malang tahun pelajaran 2007/2008.

1.4  Tujuan Penelitian
1.4.1        Tujuan Umum
Penelitian ini secara umum bertujuan untuk menciptakan proses belajar yang efektif, menyenangkan dan memberikan motivasi serta daya tarik siswa pada pelajaran matematika khususnya tentang operasi hitung bilangan cacah terutama penjumlahan, dengan cara permainan lacak kartu bilangan.

1.4.2        Tujuan Khusus
Disetiap pembelajaran, termasuk pembelajaran matematika harus dapat mengantarkan anak didik untuk memiliki kompetensi matematika yaitu :
  • Pemahaman konsep
  • Ketrampilan menjalankan prosedur
  • Ketrampilan berfikir logis dan reflektif
  • Kemampuan merumuskan, manyajikan dan menyelesaikan masalah matematika
  • Memiliki sikap atau merasakan bahwa matematika itu berguna dan akhirnya memiliki kepercayaan diri.
Tujuan penelitian ini secara khusus adalah sebagai berikut :
  1. Mendapat deskripsi tentang belajar berhitung yang menyenangkan dengan menggunakan metode lacak kartu bilangan.
  2. Mendapatkan deskripsi tentang peningkatan kemampuan operasi hitung bilangan cacah dengan menggunakan metode permainan lacak kartu bilangan.

1.5  Manfaat Penelitian
Penelitian ini bermanfaat bagi guru, siswa serta peneliti. Beberapa karakteristik yang diharapkan muncul dalam pembelajaran matematika ini diantara lain :
  • Kegiatan berpusat pada siswa
  • Pemecahan masalah
  • Penemuan
  • Bekerja dalam kelompok kooperatif
  • Mamanfaatkan pengalaman siswa
  • Melibatkan aktifitas siswa, seperti mendengar, menulis
  • Kenikmatan belajar
  • Bersikap terbuka
Bagi peneliti lain hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan dalam melakukan penelitian yang sejenis.
1.6  Ruang Lingkup Penelitian
  1. Penelitian ini hanya meneliti tentang kegairahan siswa dalam operasi hitung bilangan cacah (penjumlahan dua bilangan satu angka sampai dengan seratus) dengan menggunakan metode permainan lacak kartu bilangan.
  2. Penelitian ini hanya meneliti tentang peningkatan hasil belajar  siswa pada operasi hitung bilangan cacah dengan menggunakan metode permainan lacak kartu bilangan.
  3. Penelitian ini diterapkan pada siswa kelas I SDN Bayem IV Kecamatan Kasembon Kabupaten Malang tahun pelajaran 2007/2008.

1.7  Penjelasan Istilah
Model permainan lacak kartu bilangan yaitu suatu bentuk cara belajar matematika dengan menggunakan kartu bilangan sebagai sarananya.
  1. Kartu untuk guru bertuliskan hasil penjumlahan dari fakta dasar yang dipilih
  2. Kartu untuk siswa yaitu kartu yang berisi jawaban dari kartu guru.


SDMTK-05 PENERAPAN METODE KOOPERATIF MODEL GROUP INVESTIGATION (GROUP INVESIGATION) SEBAGAI ALTERNATIF MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA SD

Penerapan Metode Kooperatif Model Group Investigation  (Group Invesigation) Sebagai Alternatif Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika Pada Siswa SD


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Matematika merupakan suatu bahan kajian yang memiliki objek abstrak dan dibangun melalui proses penalaran deduktif, yaitu kebenaran suatu konsep diperoleh sebagai akibat logis dari kebenaran sebelumnya sudah diterima, sehingga keterkaitan antar konsep dalam matematika bersifat sangat kuat dan jelas.
Dalam pembelajaran matematika agar mudah dimengerti oleh siswa, proses penalaran deduktif untuk menguatkan pemahaman yang sudah dimiliki oleh siswa. Tujuan pembelajaran matematika adalah melatih cara berfikir secara sistematis, logis, kritis, kreatif dan konsisten.
Pembelajaran matematika tidak juga tidak lagi mengutamakan pada penyerapan melalui pencapaian informasi, tetapi lebih mengutamakan pada pengembangan kemampuan dan pemrosesan informasi. Untuk itu aktivitas peserta didik perlu ditingkatkan melalui latihan-latihan atau tugas matematika dengan bekerja kelompok kecil dan menjelaskan ide-ide kepada orang lain. (Hartoyo, 2000: 24).
Langkah-langkah tersebut memerlukan partisipasi aktif dari siswa. Untuk itu perlu ada metode pembelajaran yang melibatkan siswa secara langsung dalam pembelajaran. Adapun metode yang dimaksud adalah metode pembelajaan kooperatif. Pembelajaran kooperatif adalah suatu pengajaran yang melibatkan siswa bekerja dalam kelompok-kelompok untuk menetapkan tujuan bersama. Felder, (1994: 2).
Pembelajaran kooperatif lebih menekankan interaksi antar siswa. Dari sini siswa akan melakukan komunikasi aktif dengan sesama temannya. Dengan komunikasi tersebut diharapkan siswa dapat menguasai materi pelajaran dengan mudah karena “siswa lebih mudah memahami penjelasan dari kawannya dibanding penjelasan dari guru karena taraf pengetahuan serta pemikiran mereka lebih sejalan dan sepadan”. (Sulaiman dalam Wahyuni 2001: 2).
Penelitian juga menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif memiliki dampak yang amat positif terhadap siswa yang rendah hasil belajarnya. (Nur, 1996: 2).
Pete Tschumi dari Universitas Arkansas Little Rock memperkenalkan suatu ilmu pengetahuan pengantar pelajaran komputer selama tiga kali, yang pertama siswa bekerja secara individu, dan dua kali secara kelompok. Dalam kelas pertama hanya 36% siswa yang mendapat nilai C atau lebih baik, dan dalam kelas yang bekerja secara kooperatif ada 58% dan 65% siswa yang mendapat nilai C atau lebih baik (Felder, 1994:14).
Berdasarkan paparan tersebut diatas maka peneliti ingin mencoba melakukan penelitian dengan judul “Penerapan Metode Kooperatif Model Group Investigation  (Group Invesigation) Sebagai Alternatif Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika Pada Siswa Kelas ……………………………………………………..”

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan suatu masalah sebagai berikut:
  1. Bagaimanakah peningkatan prestasi belajar siswa dengan diterapkannya metode pembelajaran kooperatif model Group Investigation  pada siswa kelas …………………….. Tahun Pelajaran 20X1/20X2?
  2. Bagaimanakah pengaruh metode pembelajaran kooperatif model Group Investigation  terhadap motivasi belajar siswa kelas ……………….. Tahun Pelajaran 20X1/20X2?

C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan di atas, penelitian ini bertujuan untuk:
  1. Ingin mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa setelah diterapkannya metode pembelajaran kooperatif model Group Investigation  pada siswa kelas …………………………….. Tahun Pelajaran 20X1/20X2.
  2. Ingin mengetahui pengaruh motivasi belajar siswa setelah diterapkan metode pembelajaran kooperatif model Group Investigation  pada siswa kelas ……………………………………Tahun Pelajaran 20X1/20X2.

D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi:
  1. Sekolah sebagai penentu kebijakan dalam upaya meningkatkan prestasi belajar siswa khususnya pada mata pelajaran matematika.
  2. Guru, sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan metode pembelajaran yang dapat memberikan manfaat bagi siswa.
  3. Siswa, dapat meningkatkan motiviasi belajar dan melatih sikap sosial untuk saling peduli terhadap keberhasilan siswa lain dalam mencapai tujuan belajar.
  4. Meningkatkan belajar siswa pada pelajaran matematika.
  5. Mengembangkan model pembelajaran yang sesuai.
E.     Definisi Operasional Variabel
Agar tidak terjadi salah persepsi terhadap judul penelitian ini, maka perlu didefinisikan hal-hal sebagai berikut:
  1. Metode pembelajaran Kooperatif :
Pembelajaran kooperatif adalah suatu pengerjaran yang melibatkan siswa untuk bekerja dalam kelompok-kelompok untuk menentapkan tujuan bersama. (Felder, 1994: 2).
  1. Motivasi belajar adalah;
Merupakan daya penggerak psikis dari dalam diri seseorang untuk dapat melakukan kegiatan belajar dan menambah keterampilan, pengalaman. Motivasi mendorong dan mengarah minat belajar untuk tercapai suatu tujuan.
  1. Prestasi belajar adalah;
Hasil belajar yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau dalam bentuk skor, setelah siswa mengikuti pelajaran matematika.
F.   Asumsi
Dalam penelitian ini diasumsian;
  1. Siswa mengikuti pelajaran dengan sungguh-sungguh dari awal sampai akhir pelajaran.
  2. Siswa menerima semua pelajaran yang disampaikan guru dengan baik.
  3. Dalam mengerjakan soal tes tanpa dipengaruhi oleh siswa lain.
G. Batasan Masalah
Karena keterbatasan waktu, maka diperlukan pembatasan masalah yang meliputi;
  1. Penelitian ini hanya dikenakan pada siswa kelas ………………………………… Tahun Pelajaran 20X1/20X2.
  2. Penelitian ini dilakukan pada bulan Sepetember semester ganjil tahun pelajaran 20X1/20X2.
  3. Materi yang disampaikan adalah pokok bahasan…………………..


SDMTK-02 MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA KELAS I DALAM MENGOPERASIONALKAN PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA

KATA PENGANTAR
Segala puja dan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa peneliti panjatkan, karena berkat Rakhmat dan Hidayah Nya sehingga laporan penelitian ini dapat kami selesaikan tepat pada waktunya.
Penelitian dengan judul ” Meningkatkan Kemampuan siswa kelas I dalam mengoperasionalkan penjumlahan dan pengurangan pada mata pelajaran Matematika “ ini dapat terlaksana berkat lembaga penelitian Universitas Negeri Malang  serta bantuan dari berbagai fihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini peneliti sampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1.       Bapak Prof. Dr. Nana Sudjana selaku kepala Dit Jen Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan yang telah membiayai pelaksanaan penelitian.
2.       Bapak Prof. Dr. Ibrahim Bafadal, M.Pd selaku ketua Lembaga Penelitian Universitas Negeri Malang yang telah memberi bekal untuk pelaksanaan penelitian.
3.       Bapak MG. Hadi Sucipto, SH, MM selaku Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Sidoarjo yang telah mengirim peneliti untuk mengikuti pelatihan PTK di Malang.
4.       Ibu Dra. Harti Kartini, M.Pd dan Ibu Dra. Umi Dayati, M.Pd selaku pembimbing dalam penelitian ini.
5.       Bapak Drs. Yusuf Martono dan Ibu Dra. Hari Astuningsih selaku pengamat dalam penelitian tindakan ini.
6.       Bapak / Ibu Guru SDN Jimbaran Kulon yang telah membantu penelitian ini.
7.      

ii
 
Semua fihak yang telah membantu dalam penelitian ini.
Kami menyadari bahwa Laporan ini masih banyak kekurangan. Karena itu kritik serta saran sangat kami butuhkan.
Malang, November 2006
                                                                                        

iii
 
                                                                                             Peneliti

HALAMAN PENGESAHAN
PENELITIAN TINDAKAN KELAS

Judul Penelitian              :   Meningkatkan Kemampan Siswa Kelas I Dalam Mengoperasionalkan Penjumlahan Dan pengurangan Pada Mata Pelajaran Matematika Dengan Bantuan Benda Kongkrit.
Identitas Peneliti            
a. Nama Lengkap           :   Sumardi, S.Pd
b. Jenis Kelamin             :   Laki-laki
c. Pangkat/Gol/ Nip        :   Pembina / IV. a/ 130 742 122
d. Asal Sekolah               :   SDN Jimbaran Kulon
e. Alamat Kantor            :    Jln. Jimbaran Kulon, Wonoayu-Sidoarjo
    dan No. Tlp                      (031) 70969008
f. Alamat Rumah            :   Ds. Simo Angin-Angin RT 11 RW 04 Wonoayu-Sidoarjo
    dan No. Tlp                     Rumah ( 031) 8970441 Hp (031) 70387891
Lama Penelitian             :  3 Bulan September S.d. November 2006
Biaya Yang Diperlukan :  Rp. 2.000.000,00.- (dua juta rupiah)
                   Mengetahui                                                   Sidoarjo, Nopember 2006
Kepala Cabang Dinas Kec. Wonoayu                             Peneliti.
        
Drs, MULYONO,M.Pd                                                       SUMARDI, S.Pd
NIP. 131 035 805                                                                 NIP. 130 742 122
                                        

                                           Mengetahui / Menyetujui
                                      Ketua Lembaga Penelitian  UM


                                     Prof. Dr.IBRAHIM BAFADAL, M.Pd
                                     NIP. 131 652 225

DAFTAR ISI


                                                                                                                           Halaman
ABSTRAK .......................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ........................................................................................ ii
DAFTAR ISI ....................................................................................................... iii
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... v

BAB I PENDAHULUAN
1.1.  Latar Belakang Masalah ...................................................................... 1
1.2.  Perumusan Dan Pemecahan Masalah .................................................. 3
1.3.  Tujuan Penelitian ................................................................................. 4
1.4.  Manfaat Penelitian ............................................................................... 4
BAB II KAJIAN PUSTAKA
         2.1. Pengertian Kemampuan ....................................................................... 6
2.2. Pengertian Mengoperasionalkan .......................................................... 7
2.3. Pengertain Kongkrit ............................................................................. 8
BAB III METODE PENELITI
3.1. Pendekatan Dan Jenis Penelitian ......................................................... 9
3.2. Kehadiran Peneliti ............................................................................... 9
3.3. Lokasi Penelitian ................................................................................. 10
3.4. Sumber Data ........................................................................................ 11

iii
 
3.5. Prosedur Pengumpulan Data ............................................................... 12
3.6. Analisis Data ........................................................................................13
3.7. Pengecekan Keabsahan Data ................................................................14
3.8. Tahap-Tahap Penelitian ........................................................................14
BAB IV PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN
4.1. Paparan Data Dan Temuan Penelitian Pada Kegiatan Pra Tindakan ....17
4.2. Paparan Data Dan Teman Pada Siklus I ................................................18
       Paparan Data Dan Tamuan Pada Siklus II .............................................25
4.3. Paparan Data Akhir Tindakan ................................................................30
BAB V PEMBAHASAN
5.1. Penggunaan Benda-benda Kongkrit Mampu Meningkatkan
       Kemampuan Belajar ..............................................................................32
         5.2. Siswa Mampu Mengoperasionalkan Penjumlahan Dan Pengurangan ..33
BAB VI SIMPULAN DAN SARAN
         6.1. Simpulan ................................................................................................35
         6.2. Saran .......................................................................................................36
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................37
LAMPIRAN-LAMPIRAN......................................................................................38












iv
 
 



DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran                                                                                                           Halaman
  1. Rencana Pembelajaran .................................................................................. 38
  2. Lembar Pengamatan ...................................................................................... 39
  3. Lembar Kegiatan Siswa ................................................................................ 41
  4. Lembar Evaluasi ........................................................................................... 46

  5. v
     
    Hasil Evaluasi Siswa .................................................................................... 48


ABSTRAK


Sumardi, S.Pd. 2006 Meningkatkan Kemampuan Siswa Kelas I Dalam Mengoperasionalkan Penujumlahan Dan Pengurangan Pada Mata Pelajaran Matematika Dengan Bantuan Benda-benda Kongkrit. Pembimbing : (1) Dra Harti Kartini, M.Pd (2) Dra Umi Dayati, M.Pd.

Kata-kata Kunci : Penjumlahan, pengurangan, Metematika SD, Benda Kongkrit.

Pendidikan merupakan tanggung jawab keluarga sekolah dan lingkungan. Keberhasilan pendidikan tiga komponen tersebut sangat menentukan. Disamping tiga komponen tersebut, metode atau strategi pembelajaran, alat-alat pembelajaran juga mutlak diperlukan. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana penggunaan benda-benda kongkrit mampu meningkatkan kemampuan siswa Kelas I SDN Jimbaran Kulon dalam mengoperasionalkan penjumlahan dan pengurangan pada mata pelajaran Matematika. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam mengoperasionalkan penjumlahan dan pengurangan dengan bantuan benda-benda kongkrit, juga diharapkan bermanfaat bagi siswa, peneliti,maupun orang tua murid. Untuk mencapai tujuan tersebut dilakukan penelitian tindakan kelas terhadap Siswa kelas I SDN Jimbaran Kulon sebanyak 37 siswa yang dilakukan dalam 2 siklus.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif yang menggambarkan masalah sebenarnya yang ada dilapangan kemudian di refleksikan dan dianalisis berdasarkan teori yang menunjang dilanjutkan dengan pelaksanaan penelitian  dilapangan. Data yang diperoleh dalam penelitian ini melalui observasi pengamatan diskusi dan evaluasi.
Hasil penelitian ini menunjukkan peningkatan dari kegiatan pratindakan, siklus I dan siklus II. Dalam penelitian pratindakan siswa yang mengalami ketuntasan belajar sebanyak 35 % setelah dilakukan tindakan dengan alat bantu benda-benda kongkrit. Ketuntasan belajar siswa dalam siklus I naik menjadi 97 % dilanjutkan siklus selanjutnya seluruh siswa mengalami ketuntasan belajar.

i
 
Kesimpulan yang dapat diambil adalah bahwa benda-benda kongkrit dapat membantu siswa dalam mengoperasionalkan penjumlahan dan pengurangan bilangan pada pembelajaran Matematika Kelas I, sehingga prestasi belajar mengalami kemajuan. Temuan yang lain anak menjadi senang, percaya diri dalam melakukan proses pembelajaran.
Dengan demikian dapat disarankan bahwa pelaksanaan pendidikan hendaknya berwawasan lingkungan karena lingkungan banyak menyediakan alat bantu yang murah, mudah didapat dan mudah dikenal anak. 


BAB I

PENDAHULUAN



1.1.  LATAR BELAKANG MASALAH

             Pendidikan merupakan usaha manusia untuk menyiapkan diri dalam perananya dimasa akan datang. Pendidikan dilakukan tanpa ada batasan usia, ruang dan waktu yang tidak dimulai atau diakhiri di sekolah, tetapi diawali dalam keluarga dilanjutkan dalam lingkungan sekolah dan diperkaya oleh lingkungan masyarakat, yang hasilnya digunakan untuk membangun kehidupan pribadi agama, masyarakat, keluarga dan negara. Merupakan suatu kenyataan bahwa pemerintah dalam hal ini diwakili lembaga yang bertanggung jawab didalam pelaksanaan pendidikan di Indonesia, akan tetapi pendidikan menjadi tanggung jawab keluarga, sekolah dan masyarakat yang sering disebut dengan Tri Pusat Pendidikan.
 Salah satu keprihatinan yang dilontarkan banyak kalangan adalah mengenai rendahnya mutu pendidikan atau Out Put yang dihasilkan oleh lembaga-lembaga pendidikan formal. Dalam hal ini yang menjadi kambing hitam adalah guru dan lembaga pendidikan tersebut, orang tua tidak memandang aspek keluarga dan kondisi lingkungannya. Pada hal lingkungan keluarga dan masyarakat sekitar sangat menentukan terhadap keberhasilan pendidikan.

1
 
 Memasuki Tri bulan pertama tahun 2006-2007, ketika diadakan Ulangan Tengah Semester mulai tampak timbul suatu masalah. Sewaktu ulangan jatuh pada mata pelajaran Matematika begitu naskah dibagikan, sebagian siswa berteriak-teriak memanggil-manggil ibunya, ada yang garuk-garuk kepala, juga tidak sedikit yang menangis karena merasa tidak bisa mengerjakan. Akhirnya nilai yang diperoleh oleh sisa kelas I dalam pelajaran matematika khususnya dalam mengoperasionalkan penjumlahan  dan pengurangan. Nilai dari 37 siswa sebagai berikut: (1) 80-100 Amat baik ada 10 siswa =27 %. (2) 55-79 Cukup ada 7 siswa =10 %. (3) 0-54 Kurang ada 20 siswa =55 %. Dengan kondisi nilai tersebut diatas guru sebagai peneliti merasa pembelajaran matematika dikelas I krang berhasil.
Selama ini peneliti sudah menggunakan berbagai macam metode untuk mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan, tetapi hasilnya masih belum memuaskan. Agaknya memang strategi/pendekatan-pendekatan saja belum cukup untuk menghasilkan perubahan. Meier (2002 : 54) mengatakan bahwa belajar adalah berkreasi bukan mengkonsumsi. Pengetahuan bukanlah suatu yang diserap oleh pembelajaran, melainkan sesuatu yang diciptakan oleh pembelajar.

2
 
Pembelajaran terjadi ketika seseorang pembelajar  memadukan pengetahuan dan keterampilan baru kedalam struktur dirinya sendiri yang telah ada. Belajar berharfiah adalah menciptakan makna baru, sejauh ini pendidikan kita didominasi oleh pandangan bahwa pengetahuan sebagai perangkat fakta-fakta yang harus dihafal. Kelas masih berfokus pada guru sebagai sumber utama pengetahuan. Kemudian ceramah menjadi pilihan utama strategi belajar. Untuk itu diperlukan strategi belajar baru yang memberdayakan siswa sebuah strategi belajar tidak mengharuskan siswa menghafalkan fakta-fakta tetapi sebuah strategi yang mendorong siswa mengkonstruksikan pengetahuan dibenak mereka sendiri.
Dalam upaya itu siswa perlu guru sebagai pengarah dan pembimbing. Dalam kelas tugas guru adalah membantu siswa mencapai tujuan. Maksudnya guru lebih banyak berurusan dengan strategi dengan alat bantu yang dikenal siswa disekitarnya, dari pada memberi informasi.memang pendidikan siswa kelas I Sekolah Dasar masih identik dengan dunia bermain, karena siswa kelas I belum dapat melepas keterkaitannya dengan pendidikan Taman Kanak-Kanak sebelumnya, karena itu benda-benda disekitar sekolah sangat membantu proses pembelajaran siswa.
Bertitik tolak dari latar belakang masalah di atas peneliti ingin meningkatkan kemampuan siswa kelas I Sekolah Dasar dalam mengoperasionalkan penjumlahan dan pengurangan pada mata pelajaran Matematika dengan bantuan benda-benda kongkrit.
1.2. PERUMUSAN DAN PEMECAHAN MASALAH
1.2.1.      Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka perumusan masalahnya sebagai berikut: Bagaimana penggunaan benda-benda kongkrit mampu meningkatkan kemampuan siswa kelas I SDN Jimbaran Kulon dalam mengoperasionalkan penjumlahan dan pengurangan pada mata pelajaran Matematika.
1.2.2.   Pemecahan Masalah
Dengan bantuan benda-benda kongkrit disekitar sekolah siswa kelas I SD Jimbaran Kulon mampu mengoperasionalkan penjumlahan dan pengurangan pada mata pelajaran Matematika.

3
 
 


1.3.  TUJUAN PENELITIAN
Berpijak dari permasalahan yang diteliti maka tujuan  penelitian ini  adalah:
1.3.1        Meningkatkan kemampuan belajar siswa dalam mengoperasionalkan penjumlahan dan pengurangan dengan bantuan benda-benda kongkrit.
1.4. MANFAAT HASIL PENELITIAN
Dari hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat :
1.4.1. Siswa :
-    Mampu meningkatkan kemampuan siswa dalam mengoperasionalkan penjumlahan dan pengurangan pada mata pelajaran matematika.
-    Mempermudah siswa mencari alat bantu pembelajaran dengan benda-benda kongkrit di sekitar Sekolah.
1.4.2. Guru Sebagai peneliti :
-                           Meningkatkan profesionalisme dalam bidang pendidikan.
-                           Menambah nilai angka kredit bagi golongan IV.a ke IV.b.
1.4.3. Lembaga
-    Memberi sumbangan yang berharga bagi lembaga bahwa benda-benda disekitar kita dapat dijadikan sebagai alat bantu pembelajaran.
-    Meringankan beban lembaga karena benda-benda di sekitar kita mudah dicari dan tidak memerlukan beaya yang mahal untuk membelinya.
1.4.4. Orang tua siswa
-   

4
 
Meringankan biaya orang tua siswa karena benda-benda di sekitar sekolah tidak harus membeli.



SDIPS-13 PENGARUH METODE BELAJAR AKTIF MODEL PENGAJARAN TERARAH DALAM MENINGKATKAN PRESTASI DAN PEMAHAMAN PELAJARAN IPS PADA SISWA KELAS V SDN ABC JAKARTA PUSAT TAHUN 2008/2009

PENGARUH METODE BELAJAR AKTIF MODEL
PENGAJARAN TERARAH DALAM MENINGKATKAN PRESTASI DAN PEMAHAMAN PELAJARAN IPS
PADA SISWA KELAS V SDN ABC
JAKARTA PUSAT
TAHUN 2008/2009




KARYA TULIS ILMIAH


Oleh
NAMA GURU
NIP: 13 000 000




DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
SDN ABC JAKARTA PUSAT  
2008
ABSTRAK


Nama Guru, 2008. Pengaruh Metode Belajar Aktif Model Pengajaran Terarah dalam Meningkatkan Prestasi dan Pemahaman Pelajaran IPS Pada Siswa Kelas V SDN ABC Jakarta Pusat Tahun Pelajaran 2008/2009

Kata Kunci: ips, metode belajar aktif model pengajaran terarah


Ada kecenderungan dalam dunia pendidikan dewasa ini untuk kembali pada pemikiran bahwa anak akan belajar lebih baik jika lingkungan diciptakan secara alamiah. Belajar akan lebih bermakna jika anak “mengalami” sendiri apa yang dipelajarinya, bukan ‘mengetahui’-nya. Pembelajaran yang berorientasi target penguasaan materi terbukti berhasil dalam kompetisi ‘mengingat’ jangka pendek, tetapi gagal dalam membekali anak memecahkan persoalan dalam kehidupan jangkan panjang.
Permasalahan yang ingin dikaji dalam penelitian ini adalah: (a) Bagaimanakah peningkatan prestasi belajar IPS dengan diterapkannya metode belajar aktif model pengajaran terarah? (b) Bagaimanakah pengaruh metode belajar aktif model pengajaran terarah terhadap motivasi belajar?
Tujuan dari penelitian ini adalah: (a) Ingin mengetahui peningkatan prestasi belajar IPS setelah diterapkannya metode belajar aktif model pengajaran terarah.(b) Ingin mengetahui pengaruh motivasi belajar IPS setelah diterapkan metode belajar aktif model pengajaran terarah.
Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan (action research) sebanyak tiga putaran. Setian putaran terdiri dari empat tahap yaitu: rancangan, kegiatan dan pengamatan, refleksi, dan refisi. Sasaran penelitian ini adalh siswa kelas V SDN ABC Jakarta Pusat. Data yang diperoleh berupa hasil tes formatif, lembar observasi kegiatan belajar mengajar.
Dari hasil analis didapatkan bahwa prestasi belajar siswa mengalami peningkatan dari siklus I sampai siklus III yaitu, siklus I (65,63%), siklus II (75,00%), siklus III (87,50%).
Simpulan dari penelitian ini adalah metode belajar aktif model pengajaran terarah dapat berpengaruh positif terhadap motivasi belajar Siswa SDN ABC Jakarta Pusat, serta model pembelajaran ini dapat digunakan sebagai salah satu alternatif pembelajaran IPS.




DAFTAR ISI


Halaman
HALAMAN JUDUL ......................................................................................          i       
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... ii
ABSTRAK ............................................................................................................ iii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... iv
DAFTAR ISI .......................................................................................................... v
DAFTAR TABEL ............................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xi
DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................... x
BAB ..... I       PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah ............................................................ 1
B.     Rumusan Masalah ..................................................................... 5
C.     Pemecahan Masalah .................................................................. 5
D.    Batasan Masalah ....................................................................... 5
E.     Tujuan Penelitian ....................................................................... 6
F.      Manfaat Penelitian  ................................................................... 6
G.    Definisi Operasional Variabel ................................................... 7
BAB      II       KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR
A. Kajian Pustaka .......................................................................... 8
      1.   Definisi Pembelajaran ......................................................... 8
      2.   Motivasi Belajar .................................................................. 9
      3.   Macam-Macam Motivasi ................................................... 11
      4.   Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa .............................. 14
      5.   Memperkenalkan Belajar Aktif  ........................................ 16
      6.   Bagaimanakah Otak Bekerja  ............................................ 19
      7.   Gaya Belajar ...................................................................... 23
      8.   Sisi Sosial Proses Belajar ................................................... 25
      9.   Pengajaran Terarah............................................................. 28
B. Kerangka Berpikir
      1.   Pengertian Pembelajaran ................................................... 30
      2.   Motivasi Belajar................................................................. 30
      3.   Motivasi Instrik ................................................................. 30
      4.   Motivasi Ekstrinsik ........................................................... 30
      5.   Pengajaran Terarah ............................................................ 30
BAB     III      METODOLOGI PENELITIAN
A.    Rancangan Penelitian  .......................................................       32
B.     Tempat dan Waktu Penelitian  ................................................ 36
C.     Subyek Penelitian  ................................................................... 36
D.    Prosedur Penelitian ................................................................. 36
E.     Instrumen Penelitian  .........................................................       37
F.      Teknik Analisis Data ............................................................... 43
BAB     IV      HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.    Analisis Data Penelitian Persiklus ........................................... 46
B.     Pembahasan ............................................................................. 63
BAB     V      PENUTUP
A.    Kesimpulan ............................................................................. 65
B.     Saran-saran .............................................................................. 65
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 67



BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Dalam kegiatan belajar mengajar tidak semua anak didik mampu berkonsentrasi dalam waktu yang relatif lama. Daya serap anak didik terhadap bahan yang diberikan juga bermacam-macam, ada yang cepat, ada yang sedang, dan ada yang lambat. Faktor intelegensi mempengaruhi daya serap anak didik terhadap bahan pelajaran yang diberikan oleh guru. Cepat lambatnya penerimaan anak didik terhadap bahan pelajaran yang diberikan menghendaki pemberian waktu yang bervariasi, sehingga penguasaan penuh dapat tercapai.
Terhadap perbedaan daya serap anak didik sebagaimana tersebut di atas, memerlukan strategi pengajaran yang tepat. Metodelah salah satu jawabannya. Untuk sekelompok anak didik boleh jadi mereka mudah menyerap bahan pelajaran bila guru menggunakan metode tanya jawab, tetapi untuk sekelompok anak didik yang lain mereka lebih mudah menyerap bahan pelajaran bila guru menggunakan metode demonstrasi atau eksperimen.
Karena itu dalam kegiatan belajar mengajar, menurut Roestiyah, N.K. (1989: 1), guru harus memiliki strategi agar anak didik dapat belajar secara efektif dan efisien, mengena pada tujuan yang diharapkan. Salah satu langkah untuk memiliki strategi itu adalah harus menguasai teknik-teknik penyajian atau biasanya disebut metode mengajar. Dengan demikian, metode mengajar adalah stategi pengajaran sebagai alat untuk mencapai tujuan yang diharapkan.
Ada kecenderungan dalam dunia pendidikan dewasa ini untuk kembali pada pemikiran bahwa anak akan belajar lebih baik jika lingkungan diciptakan secara alamiah. Belajar akan lebih bermakna jika anak “mengalami” sendiri apa yang dipelajarinya, bukan ‘mengetahui’-nya. Pembelajaran yang berorientasi target penguasaan materi terbukti berhasil dalam kompetisi ‘mengingat’ jangka pendek, tetapi gagal dalam membekali anak memecahkan persoalan dalam kehidupan jangkan panjang. Dan, itulah yang terjadi di kelas-kelas sekolah kita! Pendekatan kontekkstual (contextual teaching learning/CTL) adalah suatu pendekatan pengajaran yang dari karakteristiknya memenuhi harapan itu. Sekrang ini pengajaran kontekstual menjadi tumpuan harapan para ahli pendidikan dan pengajaran dalam upaya ‘menghidupkan’kelas secara maksimal. Kelas yang ‘hidup’ diharapkan dapat mengimbangi perubahan yang terjadi di luar sekolah yang sedemikian cepat.
Mengajar bukan semata persoalan menceritakan. Belajar bukanlah konsekuensi otomatis dari perenungan informasi ke dalam benak siswa. Belajar memerlukan keterlibatan mental dan kerja siswa sendiri. Penjelasan dan pemeragaan semata tidak akan membuahkan hasil belajar yang langgeng. Yang bisa membuahkan hasil belajar yang langgeng hanyalah kegiatan belajar aktif.
Apa yang menjadikan belajar aktif? Agar belajar menjadi aktif siswa harus mengerjakan banyak sekali tugas. Mereka harus menggunakan otak, mengkaji gagasan, memecahkan masalah, dan menerapkan apa yang mereka pelajari. Belajar aktif harus gesit, menyenangkan, bersemangat dan penuh gairah. Siswa bahkan sering meninggalkan tempat duduk mereka, bergerak leluasa dan berfikir keras (moving about dan thinking aloud)
Untuk bisa mempelajari sesuatu dengan baik, kita perlu mendengar, melihat, mengajukan pertanyaan tentangnya, dan membahasnya dengan orang lain. Bukan Cuma itu, siswa perlu “mengerjakannya”, yakni menggambarkan sesuatu dengan cara mereka sendiri, menunjukkan contohnya, mencoba mempraktekkan keterampilan, dan mengerjakan tugas yang menuntut pengetahuan yang telah atau harus mereka dapatkan.
Setiap akan mengajar, guru perlu membuat persiapan mengajar dalam rangka melaksanakan sebagian dari rencana bulanan dan rencana tahunan. Dalam persiapan itu sudah terkandung tentang, tujuan mengajar, pokok yang akan diajarkan, metode mengajar, bahan pelajaran, alat peraga dan teknik evaluasi yang digunakan. Karena itu setiap guru harus memahami benar tentang tujuan mengajar, secara khusus memilih dan menentukan metode mengajar sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai, cara memilih, menentukan dan menggunakan alat peraga, cara membuat tes dan menggunakannya, dan pengetahuan tentang alat-alat evalasi.
Sementara itu teknologi pembelajaran adalah salah satu dari aspek tersebut yang cenderung diabaikan oleh beberapa pelaku pendidikan, terutama bagi mereka yang menganggap bahwa sumber daya manusia pendidikan, sarana dan prasarana pendidikanlah yang terpenting. Padahal kalau dikaji lebih lanjut, setiap pembelajaran pada semua tingkat pendidikan baik formal maupun non formal apalagi tingkat Sekolah Dasar, haruslah berpusat pada kebutuhan perkembangan anak sebagai calon individu yang unik, sebagai makhluk sosial, dan sebagai calon manusia Indonesia.
Hal tersebut dapat dicapai apabila dalam aktivitas belajar mengajar, guru senantiasa memanfaatkan teknologi pembelajaran yang mengacu pada pembelajaran struktural dalam penyampaian materi dan mudah diserap peserta didik atau siswa berbeda.
Khususnya dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial, agar siswa dapat memahami materi yang disampaikan guru dengan baik, maka proses pembelajaran kontektual, guru akan memulai membuka pelajaran dengan menyampaikan kata kunci, tujuan yang ingin dicapai, baru memaparkan isi dan diakhiri dengan memberikan soal-soal kepada siswa.
Dengan menyadari gejala-gejala atau kenyataan tersebut diatas, maka diadakan penelitian dengan judul Pengaruh Metode Belajar Aktif Model Pengajaran Terarah Dalam Meningkatkan Prestasi Dan Pemahaman Pelajaran IPS Pada Siswa Kelas V SDN ABC Jakarta Pusat.




B. Rumusan Masalah
Bertitik tolak dari latar belakang diatas maka penulis merumuskan permasalahnnya sebagi berikut:
  1. Bagaimanakah peningkatan prestasi belajar IPS dengan diterapkannya metode belajar aktif model pengajaran terarah pada siswa Kelas V SDN ABC Jakarta Pusat Tahun Pelajaran 2008/2009?
  2. Bagaimanakah pengaruh metode belajar aktif model pengajaran terarah terhadap motivasi belajar IPS pada siswa Kelas V SDN ABC Jakarta Pusat Tahun Pelajaran 2008/2009?

C. Pemecahan Masalah
Pemecahan masalah yang diterapkan dalam penelitian ini adalah dengan menerapkan metode belajar aktif model pengajaran terarah, dengan menerapkan metode belajar ini diharapkan prestasi belajar siswa dapat meningkat.

D. Batasan Masalah
Karena keterbatasan waktu, maka diperlukan pembatasan masalah yang meliputi:
  1. Penelitian ini hanya dikenakan pada siswa kelas V SDN ABC Jakarta Pusat Tahun Pelajaran 2008/2009.
  2. Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil bulan September tahun pelajaran 2008/2009.
  3. Materi yang disampaikan adalah pokok perkembangan teknologi untuk produksi dan, komunikasi dan transportasi.

E. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan di atas, penelitian ini bertujuan untuk:
  1. Mengetahui peningkatan prestasi belajar IPS setelah diterapkannya metode belajar aktif model pengajaran terarah pada siswa Kelas V SDN ABC Jakarta Pusat Tahun Pelajaran 2008/2009.
  2. Mengetahui pengaruh motivasi belajar IPS setelah diterapkan metode belajar aktif model pengajaran terarah pada siswa Kelas V SDN ABC Jakarta Pusat Tahun Pelajaran 2008/2009.

F.   Manfaat Penelitan
Adapun maksud penulis mengadakan penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai:
  1. Menambah pengetahuan dan wawasan penulis tentang peranan guru IPS dalam meningkatkan pemahaman siswa belajar IPS.
  2. Sumbangan pemikiran bagi guru IPS dalam mengajar dan meningkatkan pemahaman siswa belajar IPS.



G. Definisi Operasional Variabel
Agar tidak terjadi salah persepsi terhadap judul penelitian ini, maka perlu didefinisikan hal-hal sebagai berikut:
  1. Metode belajar aktif model pengajaran terarah adalah:
Suatu bentuk pembelajaran yang mengharuskan guru mengajukan satu atau beberapa pertanyaan untuk melacak pengetahuan siwa atau mengapatkan hipotesis atau simpulan mereka.
  1. Motivasi belajar adalah:
Merupakan daya penggerak psikis dari dalam diri seseorang untuk dapat melakukan kegiatan belajar dan menambah keterampilan, pengalaman. Motivasi mendorong dan mengarah minat belajar untuk tercapai suatu tujuan.
  1. Prestasi belajar adalah:
Hasil belajar yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau dalam bentuk skor, setelah siswa mengikuti pelajaran.


About

Powered by Blogger.

About Me

My Photo
Sambas, Kalimantan Barat, Indonesia
Pengabdian tiada henti dari sebuah desa pedalaman di ambang lintas batas negara. Selalu berkarya, berprestasi, dan berbagi untuk dunia pendidikan. Pengabdian tidak semata memperhitungkan keuntungan materi semata, bermanfaat bagi sesama selalu didepankan. Berbagi tidak terbatas waktu dan ruang...

Search